Benang Merah: Harapan dan Keistimewaan (Chapter 22)

- 12 Maret 2021, 15:09 WIB
ilustrasi benang merah
ilustrasi benang merah /Myriams-Fotos/Pixabay


GALAJABAR - Pada chapter sebelumnya dikisahkan, Ruby kembali mendapat jawaban mengapa Felix sangat dingin. Rupanya, ia hanya ingin terbiasa akan kesendirian, mengingat adiknya Olivia yang memiliki harapan yang kecil untuk tetap bertahan hidup.

Namun, Ruby mengingatkan Felix akan harapan dan keistimewaan. Selama ia memiliki alasan hidup terakhir dari Olivia, Ruby yakin Felix bisa terus menjalankan hidupnya.

Ikuti cerita bersambung karya Sadrina Suhendra selanjutnya.

Baca Juga: Sempat Diterpa Isu Gagal Menikah, Atta dan Aurel Akhirnya Langsungkan Proses Lamaran

Dua minggu berlalu begitu saja. Semua anggota klub bahasa dan sastra masih sibuk dengan tugasnya masing-masing. Tinggal sedikit lagi hingga tahap penyempurnaan peluncurun buku dan festival yang akan mereka adakan.

Mungkin hanya beberapa orang yang menyadarinya. Namun, Ruby dan Rose nampak sedikit menjauhi diri masing-masing. Interaksi mereka sebatas pembicaraan kecil yang cukup penting. Setelahnya, keduanya kembali pada ego masing-masing. Helena dan Han menyadarinya. Namun, mereka tidak ingin memperkeruh keadaan. Toh, keduanya tidak membuat sesuatu yang akan menyusahkan klub.

Tapi mungkin, Felix yang paling menyadari kerenggangan itu. Ia menyadarinya dari Ruby. Sesaat setelah Rose mencoba untuk lebih akrab dengannya, Ruby akan langsung terlihat ketakutan dan bersedih. Tentu, Felix akan langsung menggodanya atau menjahilinya. Apapun yang akan membuat Ruby merasa lebih dekat dengan Felix.

Baca Juga: Diduga Akan Bunuh Diri, Seorang ASN di Aceh Nekat Panjat Tower, Disinyalir Gangguan Jiwa

Ruby baru saja keluar dari ruang Professor Lee untuk bertemuu dengan Professor Nizar. Ia ingin memberi tahu Felix tentang sesuatu atau Felix akan sangat khawatir jika Ruby tidak memberitahunya.

Namun, hari yang Ruby takutkan datang. Hari dimana benang merah orang yang paling ia lindungi tersambung dengan benang merah milik orang lain. Atau mungkin, itu hanya ketakutan Ruby semata.

“Fel-” sesaat setelah ia melihat Felix dan Rose saling berhadapan, Ruby segera menutup mulutnya dan bersembunyi di balik dinding yang membatasi ruang klub.
“Aku suka sama kamu, aku sayang sama kamu! Setiap kali kamu ngebaikin aku, aku makin jatuh cinta sama kamu. Jadi-”

Baca Juga: Dibangun di Lereng Gunung, Kepala BNPB Doni Monardo Soroti Pembangunan Kompleks Perumahan di Desa Giriasih KBB

Ruby tidak bisa tahan saat Rose mengucapkannya. Ia mendekap mulutnya semakin kuat saat ia mulai merasakan air mata yang hangat jatuh ke pipinya.

Halaman:

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x