GALAJABAR – Pada akhir perdagangan, Rabu, atau Kamis pagi WIB harga emas turun drastis hingga 0,30 persen. Padahal sebelumnya, harga emas mengalami mengalami kenaikan. Penyebab anjloknya harga emas ini karena aksi ambil untung setelah dolar AS rugi dua hari berturut-turut.
Pada perdagangan Rabu, 29 Maret kemarin, dolar Amerika Serikat mengalami penguatan. Penguatan itu terjadi di tengah pelemahan yen Jepang, dengan indeks dolar. Hal ini merupakan yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama naik di angka 0,21 persen yang berarti menjadi 102,6478.
Untuk harga emas berjangka, setelah sebelumnya, pada hari Jumat terpuruk ke angka 12,10 dolar AS atau setara 0,61 persen, yang artinya menjadi 1.983,80 dolar AS. Lalu pada hari Senin, 27 Maret kembali jatuh 30 dolar AS atau setara 1,51 persen dan berarti menjadi 1.953,80 dolar AS. Kemudian, pada hari Selasa, 28 Maret terangkat ke angka 19,70 dolar AS atau setara 1,01 persen yang berarti menjadi 1.973,50 dolar AS.
Saat emas berjangka gagal diperdagangkan di atas level resistensi 1.990 dolar AS, pedagang juga mengambil untung.
Sementara itu, dilansir dari Antaranews, logam mulia lainnya juga mengalami perubahan. Misalnya logam mulia perak, untuk pengiriman pada bulan Mei naik ke angka 4,60 senn atau 0,20 persen dan ditutup pada 23,466 dolar AS per ounce. Untuk platinum, juga terjadi perubahan, pengiriman Juli terangkat 5,50 dolar AS atau 0,57 persen. Dan menetap pada 977,40 dolar AS per ounce.
Kembali pada poin merosotnya emas, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman bulan Juni di Divisi Comex New York Exchange menjadi merosot ke angka 5,90 dolar AS. Yang berarti emas anjlok 0,30 persen menjadi ditutup pada 1.984,50 dolar AS per ounce. Padahal di sesi sebelumnya, emas berhasil menyentuh level tertinggi yang fantastis di angka 1.993,20 dolar AS dan terendah di 1.976,40 dolar AS.