"Saya benar-benar muak dengan upaya yang salah dalam menggambarkan dan mengambil keluar dari konteks apa yang saya tulis di blog saya kemarin," kata Mahathir melalui blog-nya, seperti di kutip dari Antara News, Jumat, 30 Oktober 2020.
Menurut Mahathir, dirinya kemudian disiratkan seolah-olah sedang mempromosikan pembantaian Prancis.
Baca Juga: Dua Oknum Polsuspas Menjadi Kurir Pil Happy Five
Padahal seharusnya, ungkapnya, mereka membaca unggahan tersebut secara keseluruhan dan terutama kalimat berikutnya yang berbunyi, "Tetapi pada umumnya kaum Muslimin belum menerapkan hukum mata ganti mata". Muslim tidak. Orang Prancis tidak boleh".
Mahathir menyatakan, orang Prancis harus mengajari rakyatnya untuk menghargai perasaan orang lain.
"Karena perputaran dan keluar dari konteks oleh orang-orang yang mengambil postingan saya, laporan dibuat terhadap saya dan saya dituduh mempromosikan kekerasan dan lain-lain di Facebook dan Twitter," ujarnya.
Baca Juga: Info Lalin Libur Panjang: Jumlah Kendaraan ke Arah Bandung Naik 63,89 Persen
Menurut Mahathir, itulah kebebasan berbicara bagi mereka. Di satu sisi, mereka membela orang-orang yang memilih untuk menampilkan karikatur Nabi Muhammad SAW dan berharap semua Muslim menerimanya begitu saja atas nama kebebasan berbicara dan berekspresi.
"Di sisi lain, mereka dengan sengaja menghapus (pernyataan) bahwa Muslim tidak pernah membalas dendam atas ketidakadilan terhadap mereka di masa lalu," kata Mahathir. ***