Mahathir Mohammad: Prancis Harus Mengajari Rakyatnya Menghargai Perasaan Orang Lain

- 30 Oktober 2020, 18:55 WIB
Raja Malaysia minta Mahathir Mohammad jadi Perdana Menteri Malaysia untuk sementara, sebelum perdana menteri dan kabinet baru dibentuk
Raja Malaysia minta Mahathir Mohammad jadi Perdana Menteri Malaysia untuk sementara, sebelum perdana menteri dan kabinet baru dibentuk /Antara

 

GALAJABAR -  Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad menyatakan, tidak ada yang dapat dilakukannya dengan keputusan Facebook dan Twitter, menghapus unggahannya yang menimbulkan kehebohan di dunia maya. 
 
"Tidak ada yang dapat saya lakukan dengan keputusan FB dan Twitter untuk menghapus posting saya. Menurut saya, karena mereka adalah penyedia kebebasan berbicara, setidaknya mereka harus mengizinkan saya untuk menjelaskan dan mempertahankan posisi saya," ujarnya.
 
Seperti diketahui, baru-baru ini Mahathir Mohammad mengunggah tulisan di blog, Facebook, dan Twitter mengenai apa yang terjadi di Prancis. Dalam tulisannya tersebut, ada kalimat yang mengundang kontroversi di paragraf ke-12, "Muslim berhak untuk marah dan membunuh jutaan orang Prancis untuk pembantaian di masa lalu".
 
Mahathir Mohammad kemudian mengeluhkan bahwa apa yang ditulis dalam blognya disalahtafsirkan atau keluar dari konteks yang sebenarnya.

"Saya benar-benar muak dengan upaya yang salah dalam menggambarkan dan mengambil keluar dari konteks apa yang saya tulis di blog saya kemarin," kata Mahathir melalui blog-nya, seperti di kutip dari Antara News, Jumat, 30 Oktober 2020.

Menurut Mahathir, dirinya kemudian disiratkan seolah-olah sedang mempromosikan pembantaian Prancis.

Baca Juga: Dua Oknum Polsuspas Menjadi Kurir Pil Happy Five

Padahal seharusnya, ungkapnya, mereka membaca unggahan tersebut secara keseluruhan dan terutama kalimat berikutnya yang berbunyi, "Tetapi pada umumnya kaum Muslimin belum menerapkan hukum mata ganti mata". Muslim tidak. Orang Prancis tidak boleh".

Mahathir menyatakan, orang Prancis harus mengajari rakyatnya untuk menghargai perasaan orang lain.

"Karena perputaran dan keluar dari konteks oleh orang-orang yang mengambil postingan saya, laporan dibuat terhadap saya dan saya dituduh mempromosikan kekerasan dan lain-lain di Facebook dan Twitter," ujarnya.
Baca Juga: Info Lalin Libur Panjang: Jumlah Kendaraan ke Arah Bandung Naik 63,89 Persen
Menurut Mahathir, itulah kebebasan berbicara bagi mereka. Di satu sisi, mereka membela orang-orang yang memilih untuk menampilkan karikatur Nabi Muhammad SAW dan berharap semua Muslim menerimanya begitu saja atas nama kebebasan berbicara dan berekspresi.

"Di sisi lain, mereka dengan sengaja menghapus (pernyataan) bahwa Muslim tidak pernah membalas dendam atas ketidakadilan terhadap mereka di masa lalu," kata Mahathir. ***


Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x