Selain itu, katanya, penggunaan tekanan udara positif memiliki peringkat Assigned Protection Factor (APF) lebih tinggi sehingga memungkinkan pemakainya bekerja di lingkungan berbahaya tanpa membahayakan kesehatan.
“Lalu, desain alat memiliki bidang visual diperluas sehingga penglihatan bidang vertikal ke bawah yang tidak terbatas, kemampuan pengguna untuk menggunakan stetoskop tidak terbatas karena dilengkapi modifikasi penggunaan stetoskop,” tegas Edi.
Kemudian, lanjutnya, perangkat terbuat dari material yang mudah didesinfeksi, dan dibuat dari material yang memungkinkan untuk harga alat yang terjangkau.
Tim pemenilit melibatkan Dr. Maya Tejasari, dr.,M.Kes sebagai ketua, dengan anggota Dr. Nugraha, ST., MT., MM dari Fakakultas Teknik, dan Dr. Lelly Yuniarti, S.Si., M.Kes dari Fakultas Kedokteran.
Produk yang dihasilkan dari penelitian yang didanai hibah KemendikbudRistek skema Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi (PTUPT) ini juga telah didaftarkan sebagai kekayaan intelektual di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Republik Indonesia dengan kategori Paten Sederhana nomor pendaftaran S00202108680 serta kategori Desain Industri nomor pendaftaran A00202103227.
Dikatakan, produk inovasi ini telah melalui berbagai proses uji di antaranya uji safety (kebocoran filter), uji kecepatan aliran udara, uji durability (ketahanan filter dan ketahanan bateri) serta uji kebisingan dan saat ini telah diproduksi dalam jumlah terbatas.
“Dalam proses pengembangan produk inovasi ini tim peneliti bekerjasama dengan mitra industri yaitu PT Mongtuh Otomasi Solusi serta konsultan ahli teknik dalam bidang alat kesehatan,” katanya.