Hasil Survei : Perdagangan Mobkas Diyakini Bakal Tumbuh pada Kuartal Kedua 2021

- 19 Januari 2021, 19:46 WIB
Ilustrasi mobil bekas Mitsubishi Lancer Evo 3
Ilustrasi mobil bekas Mitsubishi Lancer Evo 3 /Fave Cars /Pikiran Rakyat

GALAJABAR - Selama pandemi Covid-19 pada tahun 2020, perdagangan mobil bekas (mobkas) mengalami penurunan cukup signifikan.

General Manager Carsome Indonesia, Delly Nugraha mengatakan, setelah melewari masa sulit  perdagangan mobkas akan kembali tumbuh pada kuartal kedua 2021.

Itu terjadi karena konsumen mulai berani mkmm.enginvestasikan uang mereka ke kendaraan, kata General Manager Carsome Indonesia, Delly Nugraha.

Baca Juga: Memprihatinkan, Indonesia Catatkan Rekor Kenaikan Kasus Covid-19 Mingguan

Menurut Delly, berdasarkan survei terhadap 1.005 responden, kebanyakan dari mereka (64 persen) menyatakan baru akan mulai membeli kendaraan pada kuartal ke dua.

"Konsumen Indonesia melalui lebih 1000 responden di Indonesia, berencana akan membeli mobil itu pada kuartal kedua di 2021. Karena mereka lebih percaya diri dengan anggaran mereka dan anggaran mereka lebih stabil pada kuartal kedua di 2021," ungkap Delly Nugraha dalam acara konferensi virtual, Selasa 19 Januari 2021.

Dampak dari pandemi Covid-19 yang dibarengi dengan pembatasan aktivitas masyarakat guna memutus rantai penularan telah mendorong penjualan mobil bekas di Indonesia jatuh.

Baca Juga: Deretan Musisi yang Aksi Panggungnya Menghancurkan Alat Musik, Siapakah Saja Mereka ?

Seperti dikutip galajabar dari Antara, dari responden yang disurvei itu pun hanya 14 persen yang berminat membeli mobil kala Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan.

"Sebanayak 43 persen responden yang kita survei ingin membeli kendaraan sebelum adanya PSBB, ketika masuk masa PSBB hanya terdapat 14 persen yang membeli kendaraan mobkas, lonjakan besar datang ketika pelonggaran masa PSBB yakni 48 persen," kata dia.
  
Kebanyakan dari mereka menahan diri untuk tidak membeli kendaraan pada saat adanya peraturan pengetatan kegiatan di luar rumah, karena adanya kesulitan dalam hal ekonomi, bisnis yang tidak mulus dan pekerjaan yang sulit.

Baca Juga: Uu Ruzhanul Desak Pemerintah Pusat Kaji Ulang Kebijakan Peralihan Izin Pertambangan

Selama masa PSBB, banyak yang menyadari bahwa mereka tidak nyaman jika harus berbagi ruangan jika menggunakan kendaraan umum, sementara layananride hailing meningkat dari 27 persen menjadi 60 persen.

"Pertimbangan terkait kesehatan dan keamanan mendorong masyarakat mengubah pola perilakunya, yaitu dari menggunakan transportasi umum, beralih ke kendaraan pribadi. Mobil bekas dapat menawarkan solusi mobilitas yang aman, nyaman, dan terjangkau. Ini dapat menjadi momentum yang baik bagi industri mobil bekas," ucapnya.

Frekuensi penggunaan transportasi umum yang menurun signifikan ini salah satunya disebabkan karena rasa tidak nyaman dan khawatir tertular virus COVID-19. Jumlah responden yang mengaku merasa tidak nyaman menggunakan transportasi umum dan layanan ride hailing meningkat dari 33 persen sebelum PSBB menjadi 74 persen selama PSBB.

Baca Juga: Longsor Cimanggung, Polisi Dalami Dugaan Kesalahan Pembangunan Drainase

Di sisi lain, keinginan responden untuk menjual mobil yang telah dimiliki juga melonjak. Menurut data yang Carsome miliki, tercatat minat masyarakat untuk menjual mobil meningkat 52 persen jika dibandingkan dengan periode sebelum PSBB diberlakukan.

Mayoritas responden (29 persen) merasa mulai rentang April-September 2021 adalah momentum yang tepat untuk menjual mobil. Dengan demikian, kuartal kedua 2021 menjadi saat yang paling dinanti masyarakat Indonesia baik untuk membeli mobil maupun menjual mobil.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x