Ketika Allah Menanggil, Jemaah Haji itu Tidak Harus Orang Kaya, Seperti Kisah Ibu Sri Si Tukang Pecel Ini

- 25 Juni 2022, 13:51 WIB
Ilustrasi: Ketika Allah Menanggil, Jemaah Haji itu Tidak Harus Orang Kaya, Seperti Kisah Ibu Sri Si Tukang Pecel Ini
Ilustrasi: Ketika Allah Menanggil, Jemaah Haji itu Tidak Harus Orang Kaya, Seperti Kisah Ibu Sri Si Tukang Pecel Ini /Pikiran-Rakyat.com/Arief Gunawan/


GALAJABAR - Menjadi tamu Allah untuk pergi ke Tanah Suci tidak selalu harus orang yang punya uang. Ibu Siti Indasah dari Pati, Jawa Tengah, contohnya. Siti Indasah adalah salah seorang jemaah haji Indonesia tahun 2022.

Jangan membayangkan Bu Siti memiliki hektaran sawah atau pebisnis dengan omset ratusan juta atau seorang pegawai dengan gaji puluhan juta per bulan. Dia hanyalah seorang penjual pecel.

Sudah lama hatinya dibuai rindu untuk ziarah ke Tanah Suci, melaksanakan ibadah haji sekaligus ziarah ke makam Nabi. Dia tahu bahwa hitung-hitungan matematis, hartanya tak akan cukup untuk membayar biaya haji.

Baca Juga: 4 Langkah Atasi Internet Lemot di Ponsel, Nomor Satu Penting Banget untuk Jaga Performa tapi Jarang Dilakukan

Tapi kerinduan untuk pergi haji ke Tanah Haram tidak bisa dienyahkan. Dan, rindu itu berat, sangat berat!

Akhirnya, sejak sebelas tahun lalu, dia membulatkan tekadnya. Dari hasil jualan nasi pecelnya, dia sisihkan sebagai tabungan haji. Jika Anda bertanya berapa hasil jualan nasil pecelnya hingga bisa menabung untuk haji?

Dia hanya mendapat penghasilan seratus ribu rupiah per hari dari jualan pecel. Jika dia setiap hari jualan nasi pecel, dan penghasilannya selalu stabil di angka seratus ribu, maka satu bulan hanya mendapatkan uang sebesar tiga juta rupiah.

Baca Juga: Poltekpar NHI Bandung akan Terbitkan Buku Panduan Akses bagi Diasbilitas dalam Penyelenggaraan Event Pameran 

Angka itu sebetulnya hanya cukup untuk menutup kebutuhan hidup bulanannya, bahkan mungkin kurang. Tapi rindu yang memberat di hatinya telah membentuk telaga tekad. Dia menabung sepuluh ribu rupiah setiap hari untuk menjadi tamu mulia Allah (Duyufurrahman).

Haji itu panggilan Allah kepada hamba-Nya. Hati siapapun yang sanggup mendengar panggilan itu pasti akan tergetar. Kekuatan apa yang bisa menghalangi hati yang digetarkan oleh rindu kepada Allah.

Halaman:

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x