Membengkak, Utang Luar Negeri Jadi 413,4 Miliar Dolar pada Agustus

- 15 Oktober 2020, 15:00 WIB
ILUSTRASI utang luar negeri Indonesia. (Antara)
ILUSTRASI utang luar negeri Indonesia. (Antara) /

 

GALAJABAR - Hingga akhir Agustus 2020, sektor swasta (termasuk BUMN) menjadi "penyumbang" terbanyak utang luar negeri (ULN), yaitu 210,4 miliar dolar AS. Sedangkan ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar 203,0 miliar dolar AS.
 
Secara keseluruhan, ULN Indonesia pada akhir Agustus 2020 menjadi 413,4 miliar dolar AS.

Dikutip galajabar dari Antara News, pertumbuhan utang luar negeri Indonesia pada Agustus 2020 tercatat 5,7 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan Juli 2020 sebesar 4,2 persen (yoy).
 
Pertumbuhan utang ini disebabkan oleh transaksi penarikan neto ULN, baik ULN pemerintah maupun swasta.

"Selain itu, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga berkontribusi pada peningkatan nilai ULN berdenominasi rupiah," ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Onny Widjanarko di Jakarta, Kamis, 15 Oktober 2020.

ULN pemerintah pada Agustus 2020, jelas Onny, tumbuh meningkat. Pada akhir Agustus 2020 tercatat sebesar 200,1 miliar dolar AS atau tumbuh 3,4 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada Juli 2020 sebesar 2,3 persen (yoy).
Baca Juga: Waspada! Fenomena La Nina di Australia Meningkatkan Serangan Hiu

Perkembangan ini terutama didorong oleh penarikan sebagian komitmen pinjaman dari lembaga multilateral yang memberikan dukungan kepada Indonesia untuk menangani pandemi Covid-19 dan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Ia menyatakan, ULN pemerintah dikelola secara terukur dan berhati-hati untuk mendukung belanja prioritas pemerintah.
 
Yaitu sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,7 persen dari total ULN pemerintah), sektor konstruksi (16,5 persen), sektor jasa pendidikan (16,5 persen).
Selanjutnya, sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,8 persen), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (11,6 persen).

ULN swasta pada Agustus 2020 juga mengalami peningkatan di mana pertumbuhan pada Agustus 2020 tercatat 7,9 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada Juli 2020 sebesar 6,2 persen (yoy).

Hal ini dipengaruhi pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK) dan ULN lembaga keuangan (LK) masing-masing sebesar 10,3 persen (yoy) dan 0,4 persen (yoy).
Baca Juga: Breaking news: Gempa Bermagnitud0 5,2 Guncang Meulaboh Aceh
Biaya kegiatan investasi perusahaan, katanya, yang menyebabkan sebagian besar penarikan ULN swasta pada Agustus 2020.

Sektor-sektor dengan pangsa ULN terbesar--mencapai 77,5 persen dari total ULN swasta--adalah sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin (LGA), sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor industri pengolahan.

Meski terjadi peningkatan, kata Onny, struktur utang luar negeri Indonesia tetap sehat, didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Agustus 2020 sebesar 38,5 persen, relatif stabil dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 38,2 persen.

"Struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 89,0 persen dari total ULN," ungkapnya.
 
Menurutnya, Bank Indonesia dan pemerintah terus meningkatkan koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Baca Juga: Sudah Bisa Dipesan Secara Online, Peminat Vaksin Covid-19 Membludak
Hal tersebut dilakukan dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat. 

Dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian, katanya, peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menyokong pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional. ***

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x