KOI Ambil Pelajaran Berharga dari Kasus All England untuk Persiapan Tim Olimpiade Indonesia

- 18 Maret 2021, 20:31 WIB
Ilustrasi - Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia Raja Sapta Oktohari memaparkan rencana Indonesia untuk bidding tuan rumah Olimpiade 2032 dalam pertemuan virtual bersama Komisi Future Host IOC, di Jakarta, Rabu (3/2/2021
Ilustrasi - Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia Raja Sapta Oktohari memaparkan rencana Indonesia untuk bidding tuan rumah Olimpiade 2032 dalam pertemuan virtual bersama Komisi Future Host IOC, di Jakarta, Rabu (3/2/2021 /ANTARA/HO-KOI)/



GALAJABAR - Dipaksa mundurnya tim bulu tangkis Indonesia dari ajang All England 2021 memang mengecewakan banyak pihak. Bahkan beberapa diantaranya menganggap sebuah keputusan yang kurang adil terhadap tim Indonesia.

Namun di balik kekecewaan tersebut juga mendatangkan pelajaran berharga yang bisa diambil. Seperti yang dilontarkan Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari.

Kasus "All England 2021" menurut pria yang akrab disapa Okto ini bisa dijadikan cerminan bagi Indonesia yang tengah bersiap mengikuti kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.

Baca Juga: Lanang, Nama Baru Aprilia Manganang , Ini Dia Artinya

"Kami akan mengambil situasi ini jadi referensi karena masih banyak event kualifikasi yang berlangsung. Kami tidak mau kejadian ini terulang sehingga kami akan koordinasi dengan cabor dan CdM (ketua kontingan) Olimpiade Tokyo,” kata Okto.

Yang paling penting menurutnya, Indonesia harus mempersiapkan sebaik mungkin tim sebelum berangkat. Terutama yang berkaitan dengan protokol kesehatan.

“Kami akan berkoordinasi memastikan bahwa protokol kesehatan yang dijalankan untuk kualifikasi Olimpiade tidak merugikan tim Indonesia,” sambung Okto.

Baca Juga: Viral Video Porno 3 Menit 8 Detik, Identitas Pelaku Terungkap !

Menurut Okto, keputusan BWF terhadap tim bulu tangkis Indonesia tidak bisa diganggu gugat. Alasannya jelas, sesuai regulasi pemerintah Inggris dalam penanganan pandemi Covid-19. Setiap orang yang berada dalam satu pesawat yang sama dengan orang yang positif maka diharuskan menjalani isolasi selama 10 hari.

Yang menjadi poin penting bagi KOI adalah kegagalan BWF dalam mempersiapkan rencana alternatif dalam penanganan darurat sehingga tidak berakhir merugikan tim Indonesia.

Halaman:

Editor: Wahyu Budiantoro

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x