GALAJABAR - UEFA menyebut Liga Super Eropa yang menghimpun sejumlah klub elit sebagai contoh kartel.
Namun EUFA juga dituding tengah berusaha mempertahankan kekuasaan dan hak medianya yang menguntungkan.
Pertikaian UEFA dan badan sepak bola dunia FIFA melawan Liga Super Eropa diawasi ketat oleh badan olahraga lain, serta klub-klub dan pemain yang mengincar kesepakatan uang yang ditawarkan liga sempalan itu.
Baca Juga: Presiden Yayasan ACT Diperiksa Polisi Hingga Dini Hari Terkait Dana CSR Kecelakaan Lion Air JT-610
Liga Super Eropa dibatalkan kurang dari 48 jam setelah diumumkan tahun lalu akibat diprotes penggemar, pemerintah dan pemain.
Hal itu memaksa Manchester United, Liverpool, Manchester City, Chelsea, Tottenham Hotspur, Arsenal, AC Milan, Inter Milan dan Atletico Madrid keluar dari liga sempalan itu.
Real Madrid, Barcelona dan Juventus tetap bertahan. Liga Super kemudian menggugat UEFA dan FIFA di pengadilan Spanyol yang kemudian meminta bimbingan Mahkamah Uni Eropa (CJEU) yang berbasis di Luksemburg.
Gagasan liga tertutup yang terdiri dari klub-klub kaya adalah "contoh terang benderang dari kartel", kata pengacara UEFA Donald Slater kepada majelis hakim yang terdiri dari 15 hakim di CJEU.
Baca Juga: Ini 9 Negara yang Terancam Bangkrut Seperti Sri Langka, Apakah Indonesia Termasuk Salah Satunya?