Ceramah Kultum Singkat: 4 Keutamaan Puasa Ramadhan

- 21 April 2022, 17:00 WIB
Kultum Ramadhan
Kultum Ramadhan /Pexels.com/ Manprit Kalsi.
 
GALAJABAR - Berikut ini adalah contoh materi kultum atau ceramah singkat saat Bulan Suci Ramadhan 2022.
 
Materi kultum atau ceramah singkat bulan Ramadhan ini akan membahas tentang 4 keutamaan puasa di bulan Ramadhan.
 
Lantas, bagaimana materi ceramah dan kultum singkat Ramadhan 2022 tersebut?
 
Bulan Ramadhan adalah bulan yang ditunggu-tunggu kedatangannya oleh umat muslim, sebab bulan Ramadhan memiliki keberkahan dan keistimewaan yang luar biasa.
 
 
Pada bulan ini, umat Islam yang sudah memenuhi syarat-syarat puasa hukumnya wajib melaksanakan ibadah puasa. 
 
Puasa merupakan rukun Islam ketiga. Adapun keutamaan puasa Ramadhan sebagai berikut:
1. Diampuni Dosa-dosanya
 
Setiap orang pasti menginginkan dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT, bulan Ramadhan merupakan kesempatan berharga untuk bertaubat kepada Allah:
حَدَّثَنَا ابْنُ سَلَامٍ ، قَالَ : أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ ، قَالَ : حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ “.
 
“Barang siapa yang puasa Ramadhan karena mengimaninya dan mengharapkan pahalanya maka akan diampuni Dosa-dosanya yang telah lalu.”
 
Berpuasa merupakan salah satu ibadah, dengan berpuasa pada bulan Ramadhan maka bisa menghapus dosa-dosa yang telah lalu.
 
2. Dilipatgandakan Pahala
 
Keutamaan yang selanjutnya adalah orang yang beribadah di bulan Ramadhan maka akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda:
وَحَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ ، حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ ، وَوَكِيعٌ ، عَنِ الْأَعْمَشِ ح، وَحَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ ، حَدَّثَنَا جَرِيرٌ ، عَنِ الْأَعْمَشِ ح، وَحَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ الْأَشَجُّ ، وَاللَّفْظُ لَهُ، حَدَّثَنَا وَكِيعٌ ، حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : إِلَّا الصَّوْمَ، فَإِنَّهُ لِي، وَأَنَا أَجْزِي بِهِ،
 
“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),
 
Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku.” 
 
 
3. Masuk Surga Melalui Pintu Royyan
 
Setiap orang bisa masuk surga melalui pintu yang berbeda-beda, dari pintu mana kita ia akan masuk surga itu tergantung pada amal kita selama di dunia:
حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ ، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلَالٍ ، قَالَ : حَدَّثَنِي أَبُو حَازِمٍ ، عَنْ سَهْلٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ” إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ : الرَّيَّانُ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ، يُقَالُ : أَيْنَ الصَّائِمُونَ ؟ فَيَقُومُونَ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ “.
 
“Di dalam surga ada sebuah pintu yang disebut pintu ar-Rayyan. Yang masuk melalui pintu itu di hari kiamat hanyalah orang-orang yang berpuasa, yang lainnya tidak masuk lewat pintu itu. 
 
 
Dan diserukan saat itu, ”Manakah orang-orang yang berpuasa?”. Maka mereka yang berpuasa bangun untuk memasukinya, sedangkan yang lain tidak. Bilamana mereka telah masuk, maka pintu itu ditutup dan tidak ada lagi yang bisa memasukinya.”
 
 
Pintu Royyan adalah pintu surga yang dikhususkan untuk orang yang berpuasa, orang yang tidak berpuasa maka tidak bisa masuk lewat pintu tersebut.
4. Bau Mulut Orang yang Berpuasa Lebih Harum di hadapan Allah
 
Tidak bisa dipungkiri bahwa minyak misik mempunyai bau yang harum, akan tetapi bau mulut orang yang berpuasa lebih harum dari pada minyak misik:
 
حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ ، حَدَّثَنَا هِشَامٌ ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ ، عَنِ الزُّهْرِيِّ ، عَنِ ابْنِ الْمُسَيَّبِ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ” كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ، إِلَّا الصَّوْمَ ؛ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، وَلَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ “.
 
“Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari pada bau minyak misik,”[3]
 
Wangi di sisi Allah berbeda dengan wangi menurut manusia yang terbatas panca indra. Yang dimaksud dengan wangi menurut Allah adalah bukan wangi berdasarkan penciuman Allah.
 
 
Sangat mustahil bagi Allah untuk mencium atau melakukan aktivitas indra lain karena ini sama saja menyamakan Allah dengan makhluk-Nya. Padahal Allah tidak seperti makhluk-Nya.
 
Hadis di atas menjelaskan bahwa pahalanya orang yang berpuasa lebih banyak menurut Allah daripada pahala orang yang memakai minyak misik pada shalat Jumat, shalat Idulfitri atau shalat Iduladha.***

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x