Bung Tomo, Sosok di Balik Hari Pahlawan Hingga Dipenjara oleh Soeharto

- 23 Oktober 2020, 08:37 WIB
Bung Tomo
Bung Tomo /Historia/

GALAJABAR - Hari Pahlawan 10 November tak pernah lepas dari sosok Bung Tomo. Ia merupakan salah satu orang di balik pertempuran rakyat Surabaya pada 10 November 1945.

Lalu siapakah sebenarnya sosok Bung Tomo? Berikut galajabar rangkum dari berbagai sumber:

1. Sutomo

Bung Tomo bernama lengkap Sutomo. Ia lahir di Surabaya 3 Oktober 1920. Ia merupakan putra Kartawan Tjiptowidjojo. Sang ayah mengaku mempunyai pertalian darah dengan beberapa pendamping dekat Pangeran Diponegoro yang dikebumikan di Malang.

Baca Juga: Karyawan Hotel di Kota Bandung Terima Lebih dari 1.000 Paket Sembako dari Kemensos RI

Sedangkan ibunya berdarah campuran Jawa Tengah, Sunda, dan Madura. Ia pernah bekerja sebagai polisi di kotapraja, dan pernah pula menjadi anggota Sarekat Islam, sebelum ia pindah ke Surabaya dan menjadi distributor lokal untuk perusahaan mesin jahit Singer.

2. Seorang Jurnalis

Sutomo pernah menjadi seorang jurnalis. Kemudian ia bergabung dengan sejumlah kelompok politik dan sosial. Ketika ia terpilih pada 1944 untuk menjadi anggota Gerakan Rakyat Baru yang disponsori Jepang, hampir tak seorang pun yang mengenal dia.

Namun semua ini mempersiapkan Sutomo untuk peranannya yang sangat penting, ketika pada Oktober dan November 1945, ia menjadi salah satu Pemimpin yang menggerakkan dan membangkitkan semangat rakyat Surabaya.

Baca Juga: Awasi Pelaksanaan Prokes Saat Libur Panjang, Ratusan Petugas Satpol PP Diturunkan di Titik Keramaian

karenanya, Sutomo dikenang karena seruan-seruan pembukaannya di dalam siaran-siaran radionya yang penuh dengan semangat kemerdekaan.

3. Menjadi Menteri

Ia pernah menjabat Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Bersenjata/Veteran sekaligus Menteri Sosial Ad Interim pada 1955-1956 di era Kabinet Perdana Menteri Burhanuddin Harahap.

Bung Tomo juga tercatat sebagai anggota DPR pada 1956-1959 yang mewakili Partai Rakyat Indonesia.

Baca Juga: Di Musim Hujan, Tanaman Hias Kesayanganmu Memerlukan Perhatian Lebih

4. Ditahan Soeharto

Di era Orde Baru, ia memiliki perbedaan pendapat. Ia berbicara dengan keras terhadap program-program Suharto.

Hingga akhirnya pada 11 April 1978 ia ditahan oleh pemerintah Indonesia yang tampaknya khawatir akan kritik-kritiknya yang keras. Baru setahun kemudian ia dilepaskan oleh Suharto.

Meskipun semangatnya tidak hancur di dalam penjara, Sutomo tampaknya tidak lagi berminat untuk bersikap vokal.

Baca Juga: Ini Arti dan Makna Asmaul Husna Al Kabir, Al Hafidz, dan Al Muqit, Yuk Pahami dan Amalkan

5. Wafat di Arafah

Pada 7 Oktober 1981 ia meninggal dunia di Padang Arafah, ketika sedang menunaikan ibadah haji.

Berbeda dengan tradisi untuk memakamkan para jemaah haji yang meninggal dalam ziarah ke tanah suci, jenazah Bung Tomo dibawa kembali ke tanah air dan dimakamkan bukan di sebuah Taman Makam Pahlawan, melainkan di Tempat Pemakaman Umum Ngagel di Surabaya sesuai dengan permintaannya ketika masih hidup.***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x