Jawa Barat Kembali Cetak Rekor Juara Investasi Tertinggi

2 Maret 2023, 06:40 WIB
Jawa Barat kembali cetak rekor juara investasi tertinggi /Dok. Humas BKKBN Jabar//

GALAJABAR - Jawa Barat kembali cetak rekor juara investasi tertinggi. Capaian Jabar ini menempati posisi teratas di Indonesia sebagai provinsi dengan realisasi investasi tertinggi selama tiga tahun berturut-turut dari 2020-2022.

Realisasi investasi ke Jawa Barat tahun 2023 ditargetkan mencapai Rp188 triliun. Angka ini terus meningkat setiap tahunnya di mana dalam lima tahun terakhir investasi ke Jabar selalu tertinggi se-Indonesia. 

Jawa Barat Juara Investasi Tertinggi 

Hal tersebut diungkapkan Ridwan Kamil dalam Forum Investasi Jawa Barat 2023 di Trans Luxury Hotel, Bandung, Selasa 28 Februari 2023.

Baca Juga: RAMADHAN 2023 Segera Tiba, Sambut dengan Kalimat Penuh Makna

Realisasi investasi di Jabar (tahun 2022) masih yang tertinggi (secara nasional) sekitar Rp174 triliun," kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dilansir laman resmi Pemprov Jawa Barat, Sabtu 28 Januari 2023. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pada 2020, nilai investasi ke Jabar mencapai Rp120 triliun atau 14,6% dari total realisasi investasi nasional Rp826,2 triliun.

"Angka tersebut terdiri dari PMA sebesar Rp 93,77 triliun dan PMDN sebesar Rp 80,81 triliun. Sementara itu, target realisasi investasi tahun 2023 ditetapkan sebesar Rp 188,03 triliun,"ucapnya.

Menurut Kang Emil sapaan akrab Ridwan Kamil, upaya pihaknya di level provinsi dalam menarik investor sudah sangat agresif dan mesti diimbangi oleh kemampuan yang sama di tingkat daerah.

Baca Juga: 7 Tempat Kuliner Enak Khas Bogor, Jawa Barat, Legendaris dan Murah, Diburu Travelers

Ridwan Kamil meminta agar pemerintah kota dan kabupaten turut menggunakan politik door to door untuk menawarkan investasi. “Rejeki harus dijemput tidak bisa ditunggu,” katanya.

Dia menyarankan agar kepala daerah di Jawa Barat untuk menambah kapasitas dan kemampuan Bahasa inggris dan lobi agar bisa menarik investor.

"Jika kepala daerah tidak bisa menguasai kemampuan ini, kepala dinas penanaman modal di daerah harus menguasai kemampuan persuasif," ungkapnya.

Menurutnya, pola seperti ini lebih efektif ketimbang jaga warung menunggu investor datang. 

Strategi selanjutnya, untuk meminimalisir pindahnya investor ke provinsi lain karena alasan upah tinggi, pihaknya akan menyarankan investor untuk pindah ke kabupaten/kota di Jabar yang UMK-nya lebih rendah. Ia menyebut sudah membuat zonasi industri sesuai dengan kondisi daerah.

Baca Juga: RAMADHAN 2023 Segera Tiba, Sambut dengan Kalimat Penuh Makna

"Daripada pindah ke provinsi lain kita akan atur supaya tetap di Jabar, tapi pindah kota/kabupaten saja. Kita masih ada daerah yang rentang upahnya Rp2 juta-an, tapi kalau yang _high tech_ itu di rentang upah Rp5 juta-an. Ini untuk mengejar target Rp188 triliun," jelas Kang Emil. 

Adapun keunggulan berinvestasi di Jabar yang jadi pertimbangan investor, yaitu infrastruktur lengkap, sumber daya manusia yang produktif serta kemudahan perizinan. 

"Sekarang saja ada 9 ruas jalan tol di Jabar yang sedang dibangun," ucap Kang Emil. 

Keunggulan inipun menjadikan realisasi investasi di Jabar selalu tertinggi di Indonesia dan meningkat setiap tahunnya. 

Jabar juara investasi selama tiga tahun berturut-turut tersebut merupakan sebuah anomali. Pasalnya, selama rentang tahun 2020-2022 pandemi COVID-19 memporak-porandakan sendi perekonomian tak terkecuali Indonesia.

Pertama, di mata investor infrastruktur di Jabar paling memadai dibandingkan daerah lainnya di Indonesia. Bahkan sembilan ruas jalan tol kini sedang dibangun di berbagai daerah, termasuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang direncanakan Juni 2023 mulai beroperasi dan menjadi proyek kereta cepat pertama di Asia Tenggara.

Belum lagi Pelabuhan Patimban yang masuk dalam wilayah Metropolitan Rebana di utara Jabar. Jika pembangunannya sudah rampung 100 persen, Patimban akan menjadi pelabuhan terbesar di Indonesia.

Alasan kedua, Sumber Daya Manusia (SDM) Jabar dinilai investor paling produktif se-Indonesia. Para pengusaha mengaku tak rugi membayar upah mahal karena sebanding dengan produktivitas yang dihasilkan.

Faktor berikutnya yang menjadi pertimbangan investasi ke Jabar, yaitu mudahnya mengurus perizinan, apalagi ketika daerahnya masuk dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

"Ini menunjukkan bahwa ekonomi Jabar di hari ini sudah hampir setara dengan sebelum COVID-19 bahkan ada anomali yang kami kira investasi turun, tapi malah meningkat pesat. Tahun 2023 ini kita akan masuk dalam tahap normalisasi," kata Ridwan Kamil menambahkan.***

Editor: Imam Ahmad Fauzan

Sumber: Jabarprov.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler