800 Wisatawan Pernah Berkunjung ke Juara 1 Desa BRILian di Desa Sukalaksana Garut, Kok Bisa?

- 30 April 2024, 14:07 WIB
Edukasi domba garut menjadi salah satu wisata yang paling diminati di Desa Sukalaksana, Kec. Samarang, Kab. Garut, Jawa Barat, Sabtu, 27 April 2024.
Edukasi domba garut menjadi salah satu wisata yang paling diminati di Desa Sukalaksana, Kec. Samarang, Kab. Garut, Jawa Barat, Sabtu, 27 April 2024. /Julkifli/Pikiran Rakyat/


GALAJABAR -
Desa Sukalaksana, Kec. Samarang, Kab. Garut, Jawa Barat pernah menerima 800 wisatawan yang berkunjung. Para wisatawan tersebut menerima berbagai tawaran paket seperti Paket Edukasi Doma, Paket Edukasi Pertanian Sawi dan banyak lagi.

Ya, itu semua berkat Desa Sukalaksana atau dikenal dengan nama Desa Wisata Saung Ciburial sudah dikenal di kancah nasional dan internasional setelah menjadi juara 1 Desa BRILian pada tahun 2021.

Ketua BUMDes Bina Laksana di Desa Sukalaksana, Siti Zulaikha mengatakan banyak wisatawan yang berkunjung ke desanya dengan sistem rombongan minimal 20 orang.

"Pengunjung yang diterima dalam rombongan minimal 20 orang. Pernah ada dari Australia, Perancis, Jepang, hingga Afrika. Satu rombongan pernah didatangi 800 orang," ujar Siti saat ditemui Pikiran-rakyat.com di lokasi Sabtu, 27 April 2024.

Siti bilang wisata yang paling diminati adalah atraksi domba termasuk edukasi domba garut.

"Kebetulan sudah ada 22 paket wisata, tapi di antara semuanya yang paling banyak diambil adalah edukasi domba garut, kedua kaulinan barudak, dan ketiga pertanian," ujar

Fasilitas dan Sarana Desa Milik Masyarakat

Pemandangan saat di gerbang masuk Desa Wisata Saung Ciburial, Desa Sukalaksana, Kec. Samarang, Kab. Garut, Sabtu, 27 April 2024.
Pemandangan saat di gerbang masuk Desa Wisata Saung Ciburial, Desa Sukalaksana, Kec. Samarang, Kab. Garut, Sabtu, 27 April 2024.
Fasilitas dan sarana di Desa Sukalaksana seperti homestay, ruang meeting hingga domba garut dimiliki oleh masyarakat desa. Siti mengatakan semua fasilitasnya tidak dimiliki desa.

Di area desa wisata ini, terdapat juga kandang domba yang ditujukan untuk atraksi wisata kepada pengunjung.

"Ini semua milik masyarakat. Tidak ada milik desa. Jadi dikerjasamakan dengan desa melalui MoU dengan catatan tidak ada dirugikan," ujar wanita lulusan S-1 Sastra Sunda Unpad ini.

Lahan yang dijadikan objek wisata di desa ini menggunakan sistem sewa dan dikerjasamakan dengan desa. Sehingga kata Siti, tidak ada masyarakat dirugikan.

Halaman:

Editor: Tim PRMN 06


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah