Lagu Pengantar Tidur Ibu (Chapter 1)

- 28 April 2021, 11:43 WIB
GUNUNG Fuji.*
GUNUNG Fuji.* /PIXABAY



GALAJABAR - Apa yang akan kau lakukan saat kau mengetahui kapan malaikat maut akan menjemputmu? Jika itu aku, aku akan menghabiskan waktuku dengan orang-orang yang paling aku sayangi di dunia ini. Setidaknya tepat hingga sabit kematian sang malaikat menyayat leherku.

Membunuh atau dibunuh, itu adalah hukum kehidupan yang mengikat lebih dari sepuluh juta penduduk di pulau ini. Kehidupan yang jauh dari kata damai, siang yang dipenuhi dengan kegaduhan, dan malam yang diselimuti ketakutan.

Layaknya laba-laba, saling menjatuhkan demi menjadi penguasa sarang. Mau itu kawan atau lawan, bahkan darah dagingmu sendiri. Pengkhianatan akan terus mengalir dalam darah setiap insan Tuhan yang masih bernapas.

Baca Juga: 5 Sikap Aliansi Ormas Islam untuk Plt Bupati Hengki Kurniawan, Salah Satunya Terkait Integritas Moral Pejabat

Peperangan antarkeluarga dan klan sudah menjadi makanan sehari-hari. Peperangan yang lalu akan selalu melahirkan peperangan yang baru dan begitu pula seterusnya. Berdusta, berkhianatan, dan melucuti kepercayaan orang lain. Cinta pertama orang-orang setelah mereka beranjak dewasa adalah balas dendam dan cinta sejati mereka adalah kebebasan. Mereka mungkin mengharapkan perdamaian, namun apakah mereka benar-benar mencarinya?

Dia, Oda Nobunaga, menjanjikan persatuan dan kesatuan di bawah namanya. Ia akan menyiapkan hadiah bagi mereka yang layak dan gelar penuh keagungan bagi mereka yang pantas. Namun, terkubur jauh dalam suatu kegelapan, kebohongan manis dan kebenaran pahit sebagai alat untuk menundukan orang-orang, peringatan bagi mereka yang berani melanggar dan menguji batasannya. Mereka yang menghalanginya akan segera ia kirim ke Takamagahara.

Baca Juga: Alquran Surat Asy Syams, Berikut Bacaan Arab, Latin, dan Terjemahnya

Karena kesalahpahaman, dendam, dan cinta yang berlebih, seorang wanita bernama Nyonya Tsukiyama, istri sah dari orang yang paling Nobunaga percaya, Tokugawa Ieyasu harus segera meninggalkan Tepian Dekat, menghitung hari, menit, dan detik hingga malaikat maut menjemputnya dan menuntunnya ke Tepian Jauh.

Konyol, bukan? Bagaimana cinta yang begitu dalam, berubah menjadi kekhawatiran berlebih dan menuntunnya pada kematian.

Ini yang akan terjadi saat iblis mengambil wujudnya dalam bentuk manusia. Ia akan menodai cinta yang suci dan memutus ikatan tersebut.

Halaman:

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah