GALAJABAR - Tepat pada hari ini, 7 Juli 2005 terjadi insiden berdarah di London yang menewaskan puluhan orang.
Insiden ini merupakan serangan kelompok teroris yang mengebom jaringan transportasi umum di London pagi hari di jam-jam yang sangat padat.
Dikutip Galajabar dari history.com, terdapat empat ledakan yang terjadi di tiga jalur kereta api bawah tanah dan sebuah bus di pusat kota London.
Baca Juga: Menarik, Vaksinasi Massal di Pontren Sa'adatuddaroin Solokanjeruk Berhadiah Sembako
Akibat insiden bom tersebut setidaknya 56 orang menjadi korban dari insiden nahas itu.
Kejadian ini juga merupakan serangan teroris terburuk kedua di Britania Raya setelah Perang Dunia II.
Sebelumnya, terosis melakukan pengeboman di pesawat Pan Am penerbangan 103 pada tahun 1988 hingga menelam 270 korban jiwa.
Dampak ledakan teroris tersebut, seluruh kereta api bawah tanah ditutup serta puluhan korban langsung dievakuasi.
Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 7 Juli 2021: Karma! Bu Farah Diusir oleh Nek Ratu
Selain itu, indeks sahan FTSE 100 jatuh sebanyak tiga persen hingga mata uang Britania Raya, pound juga jatuh sebesar 0,89 sen.
Menanggapi insiden berdarah tersebut, Ratu Elizabeth II mengaku sangat terguncang dan menyampaikan simpatinya pada seluruh rakyat yang terkena dampak serangan.
Pemerintah Indonesia melalui jubirnya saat masa itu, Marty Natalegawa menyatakan simpatinya dan mengutuk aksi tersebut.
Baca Juga: Bukan Hanya Jago Akting, Ini Ternyata Bakat Prilly Latuconsina
Namun, pengeboman saat itu hanyalah ledakan kecil dan tidak ada satu pun korban jiwa ataupun cedera. (Penulis: Annisa Nur Fadillah)***