Pengadilan Venezuela Menyita Kantor Pusat Surat Kabar El Nacional

- 16 Mei 2021, 00:08 WIB
Dalam file foto 2 Februari 2021 ini, surat kabar lokal dipajang di sebuah kios surat kabar di Yangon, Myanmar. Halaman depan Standard Time Daily, kanan, bertuliskan ‘Pertemuan Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional diadakan di Naypyitaw. Pemerintah Myanmar yang dikendalikan militer berusaha untuk menekan liputan media tentang protes terhadap perebutan kekuasaan mereka karena jurnalis dan warga negara biasa berusaha untuk memberi tahu orang-orang di dalam dan di luar negara tentang apa yang terja
Dalam file foto 2 Februari 2021 ini, surat kabar lokal dipajang di sebuah kios surat kabar di Yangon, Myanmar. Halaman depan Standard Time Daily, kanan, bertuliskan ‘Pertemuan Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional diadakan di Naypyitaw. Pemerintah Myanmar yang dikendalikan militer berusaha untuk menekan liputan media tentang protes terhadap perebutan kekuasaan mereka karena jurnalis dan warga negara biasa berusaha untuk memberi tahu orang-orang di dalam dan di luar negara tentang apa yang terja / ABCNews/ File AP

GALAJABAR - Pengadilan Venezuela menyita kantor pusat surat kabar El Nacional, setelah gagal membayar ganti rugi atas pencemaran nama baik sebesar $ 13 juta (Rp185 miliar), Jumat 14 Mei 2021.

 El Naciona digugat  setelah menerbitkan ulang artikel surat kabar Spanyol yang menegaskan pejabat AS sedang menyelidiki Cabello karena diduga terkait dengan perdagangan narkoba.

Surat kabar pada saat itu mengatakan tidak dapat membayar jumlah itu.

"Sore ini, pengadilan terkait, sebagai tanggapan atas gugatan saya terhadap El Nacional, telah memasang papan nama dan memberi tahu tentang penyitaan, dan telah memulai proses pembayaran ganti rugi. Kami akan mengatasinya!" Tulis Cabello di akun Twitter-nya.

Baca Juga: Konflik Israel dan Palestina Semakin Panas, Iran Sebut Israel Akan Hilang pada Tahun 2040

Cabello, yang dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat pada 2018, menyangkal kaitannya dengan perdagangan narkoba.

Jorge Makriniotis, manajer El Nacional, menyebut langkah itu "serangan baru terhadap demokrasi, kebebasan berekspresi, kepemilikan pribadi."

"Dengan tindakan ini mereka tidak akan melanggar sikap kritis editorial kami terhadap pemerintah," tulis Makriniotis di Twitter.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah