Network
GALAJABAR - Afghanistan kini menjadi sorotan dunia usai kelompok Taliban menguasai Ibu Kota Kabul.
Melihat situasi tersebut, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menghubungi Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson.
Keduanya kemudian setuju untuk mengadakan pertemuan para pemimpin negara-negara G7 untuk membahas strategi dan pendekatan bersama.
Baca Juga: Info Harga Emas Pegadaian 18 Agustus 2021: Antam Stagnan Murah, UBS Naik Tipis
Adapun negara-negara G7 (Group of Seven) ini terdiri dari Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Jerman, Italia dan Jepang.
Kedua pemimpin itu juga menegaskan akan pentingnya kerja sama yang berkelanjutan untuk masa depan Afghanistan.
Hal itu termasuk cara-cara komunitas global dalam memberikan dukungan dan bantuan kemanusiaan bagi para pengungsi dan warga Afghanistan.
Baca Juga: Rebut Afghanistan, Taliban Kuasai 'Harta Karun' Senilai Rp 43.163 Triliun
"Baik dalam mengakui pemerintahan di masa depan, maupun dalam bekerja untuk mencegah krisis kemanusiaan dalam bekerja untuk mencegah krisis kemanusiaan dan pengungsi," kata PM Inggris, dilansir Anadolu Agency.
Seperti diketahui, kelompok Taliban berhasil menguasai ibu kota Afghanistan, Kabul pada Ahad, 15 Agustus 2021.
Bersamaan dengan masuknya Taliban ke Kabul, Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani meninggalkan negara tersebut dengan membawa banyak uang tunai.
Baca Juga: LALILULELO Bisa Muncul Setelah Sembuh dari Covid-19, Waspadai Gejalanya
“Mantan Presiden Afghanistan meninggalkan Afghanistan, meninggalkan negara dalam situasi sulit ini,” kata Abdullah Abdullah, kepala Dewan Rekonsiliasi Nasional Afghanistan dan saingan lama Ghani.
Ghani kemudian memposting di Facebook bahwa dia pergi untuk mencegah pertumpahan darah di ibu kota, tanpa mengatakan ke mana dia pergi.***
