Prof. Janah Sojanah Dikukuhkan Jadi Guru Besar UPI: Kinerja SDM di Masa Pandemi Covid-19 Menuju Era New Normal

19 Mei 2022, 07:29 WIB
Pengukuhan Guru Besar UPI, Prof. Janah Sojanah: Kinerja SDM di Masa Pandemi Covid-19 Menuju Era New Normal /Humas UPI

GALAJABAR - Prof. Dr. Dra. Janah Sojanah, M.Si dikukuhkan sebagai Guru Besar UPI dalam Bidang Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) di Kampus UPI Jalan Setiabudi Kota Bandung, Kamis, 19 Mei 2022.

Dalam pidato pengukuhannya Prof. Janah Sojanah menyampaikan karya ilmiah dengan judul "Kinerja Sumber Daya Manusia (SDM) Di Masa Pandemi Covid-19 Menuju Era New Normal".

Dikatakan, Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dapat dipahami sebagai aktivitas penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi.

Manajemen SDM sangat berperan penting dalam proses mengevaluasi performa SDM dan memastikan masing-masing SDM melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan Job Desk.

Baca Juga: Waspada, Jabar Diguyur Hujan Sepanjang Hari: Prakiraan Cuaca Wilayah Jawa Barat Kamis, 19 Mei 2022

Manajemen SDM biasanya melakukan pelatihan dan penilaian dalam pengadaan SDM pada suatu perusahaan. Fungsi MSDM secara umum dibedakan menjadi fungsi manajerial dan fungsi operasional.

Fungsi manajerial meliputi: planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), directing (pengarahan), dan controlling (pengawasan/pengendalian).

Sedangkan fungsi operasional terdiri atas: procurement (pengadaan tenaga kerja), development (pengembangan), compensation (kompensasi), integration (integrasi), maintenance (pemeliharaan), dan separation (pemutusan hubungan kerja).

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia dan Indonesia sejak tahun 2019, sudah mengubah tatanan kehidupan masyarakat. Selama pandemi Covid-19 hampir semua pekerjaan dilakukan melalui digital dengan jarak jauh, termasuk MSDM.

Baca Juga: Ini Arti Asmaul Husna: Al Afuw, Ar Rauf, dan Malikal Mulki, Semoga Dosa-Dosa Kita Diampuni oleh Allah

Banyak kebijakan dan praktik manajemen sumber daya manusia (SDM) harus diubah selama pandemi Covid-19 untuk memastikan bisnis dapat beroperasi seefektif mungkin sambil melindungi SDM mereka.

Strategi MSDM tentu saja sangat penting untuk dapat bertahan dalam konsisi pandemi Covid-19. Selama pandemi Covid-19 beberapa strategi yang diterapkan perusahaan khususnya dalam bidang MSDM diantaranya komunikasi karyawan untuk meningkatkan kesadaran.

Selain itu, mengelola pengaturan kerja yang fleksibel, menerapkan tindakan pencegahan, mengatasi kekhawatiran karyawan tentang kebijakan tempat kerja, digitalisasi praktik SDM, hubungan manajer-pekerja, dan tindakan kesehatan karyawan & meninjau atau memodifikasi kebijakan kesejahteraan karyawan.

Pandemi Covid-19 selain memberikan dampak negatif kepada perusahaan, ternyata juga memberikan pelajaran positif khususnya bagi MSDM seperti : 1) MSDM harus aktif dalam memperkirakan arus kas. 2) Melakukan redesign kerja, optimalisasi, dan efsiensi.

Baca Juga: Jadwal Lokasi SIM Keliling Polres Cimahi Hari Kamis 19 Mei 2022

3) Analisis tingkat dampak keparahan. 4) Melakukan peninjauan data-based karyawan kunci dan rencana suksesi, restrukturisasi, layoff, dan bentuk efsiensi lain. 5) Menghindari pengambilan keputusan secara tergesa-gesa dan tidak optimal. 6) Perubahan budaya dalam organisasi. Perubahan cara kerja akan membangun perubahan budaya dalam organisasi.

7) Kemampuan dan ketrampilan dalam mengelola manusia dan strategi bisnis bagi departemen atau manajer MSDM dalam kaitannya peristiwa Covid-19 bisa disarikan sebagai berikut. 8) Information Asymmetry: peran strategis MSDM pada tata kelola informasi bagi organisasi.

9) Separate Signal/Noise: Ditengah kondisi yang serba tidak menentu MSDM diharapkan mampu fokus hanya pada hal hal yang relevan bagi organisasi. 10) Office Guidance: MSDM mampu menjadi petunjuk dan menjelaskan kebutuhan talent, kepemimpinan dan organisasi.

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia tetap harus memaksa perekonomian tetap harus berjalan, untuk tetap menjalankan roda perekonomian New Normal menjadi solusi. Penerapan tatanan New Normal ini berlaku untuk semua manusia, pada tingkat individual, kelompok dan masyarakat.

Baca Juga: Jadwal Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bandung Hari Kamis 19 Mei 2022 Hadir di Baleendah dan Banjaran

Dampak Covid-19 tidak hanya mempengaruhi ekonomi namun juga kesehatan bahkan nyawa manusia, maka untuk menjaga kelangsungan hidup manusia diharapkan bisa hidup berdampingan dan berdamai dengan Covid-19.

Beberapa pergeseran peran dari MSDM akibat pandemi yaitu, MSDM harus memetakan kebutuhan kuantitas dan kualitas SDM, MSDM harus terus menerus mensosialisasikan mengenai New Normal, dan MSDM harus senantiasan menjaga kesehatan fisik, mental seluruh anggota organisasi.

Hal ini dilakukan untuk menghindari penyebaran virus Covid-19 agar tidak menular kepada SDM perusahaan yang lain.

Dalam menghadapi Era New Normal menurut saya MSDM perlu mengadopsi konsep VUCA terutama dalam kegiatan pelatihan dan pengembangan. VUCA merupakan situasi atau kondisi lingkungan bisnis yang tengah mengalami gejolak atau volatilitas, ketidakpastian, kompleksitas, serta ambiguitas.

Baca Juga: Achmad Jufriyanto Miliki Target Membawa Persib Bandung Berprestasi di Level Asia

VUCA merupakan gambaran situasi dunia bisnis di masa kini, yang dinyatakan sebagai VUCA negatif. Untuk tetap optimis, kita perlu mengatasi VUCA yang bermakna negatif dengan sesuatu yang positif, yaitu dengan VUCA Prime. VUCA Positif merupakan singkatan dari: Vision, Understanding, Clarity, dan Agility.

Kolaborasi VUCA Negatif dengan VUCA Positif
Dari VUCA negatif dan positif, menurut pendapat saya tidak cukup hanya 4 (empat) aspek saja yang menjadi tolak ukur dalam menghadapi pandemi ini. Tetapi ada 6 (enam) aspek tambahan yaitu: Sadar, Sabar, Ikhlas, Berusaha, Berdo’a dan Bahagia, sehingga menjadi 10 (sepuluh) aspek.

Hal ini dinyatakan menjadi VUCA PLUS. Agar situasi sekarang di hadapi dengan kesadaran, kesabaran, keikhlasan, berusaha, jangan lupa berdoa serta tidak terjadi stress. Agar kinerja sumber daya manusia tetap ajeg tidak melihat kepada hal-hal yang negatifnya saja. ***

 

 

 

 

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah

Tags

Terkini

Terpopuler