Harapan M. Nuh untuk ISPI: Jadilah Guru Pencerah dan Pembelajar Sejati Sambut Kejayaan Indonesia di Tahun 2045

16 Juni 2022, 08:42 WIB
Harapan M. Nuh untuk ISPI: Jadilah Guru Pencerah dan Pembelajar Sejati Sambut Kejayaan Indonesia tahun 2045 /Humas UPI


GALAJABAR - Kejayaan Indonesia tahun 2045 nanti adalah bertemunya momentum (semangat dan keyakinan 100 tahun), kesempatan (perubahan geostrategis-geopolitik) dan modal utama (demographic dan digital dividend).

"Alhamdulillah, bersyukur kita diberi kesempatan untuk ikut menyiapkan kejayaan Indonesia yakni 100 tahun Indonesia merdeka pada tahun 2045 mendatang. Mari membangun narasi optimisme dan konsistensi atau istiqomah."

Demikian dingkapkan Mantan Menteri Pendidika dan Kebudayaan yang juga Ketua Majelis Wali Amanat ITS. Prof. Dr. Ir. K.H. Mohammad Nuh, DEA, dalam seminar nasional pendidikan Musyawarah Nasional (Munas) Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) yang diselenggarakan di Hotel Mercure Bandung, 14-16 JUni 2022.

Baca Juga: Waspada! Hujan Guyur Jabar Sepanjang Hari: Prakiraan Cuaca Wilayah Jawa Barat Kamis, 16 Juni 2022

Oleh sebab itu, katanya ia berharap dengan kepada para pengurus dan anggota ISPI untuk terus menjadi guru pencerah kehidupan dan pembelajar sejati.

"Kemudian, saya juga berharap agar ISPI menyiapkan pemikiran strategis atau road map pendidikan dan mengawalnya, sehingga mutu pendidikan di kita tetap terjaga kualitasnya untuk mencerdaskan anak bangsa," jelas M. Nuh.

Dikatakan, pendidikan dan kesehatan merupakan dua bidang dasar dan utama dalam kehidupan. "Oleh karenya harus dijaga betul dua bidang ini," jelasnya.

Di samping itu, pendidikan sebagai faktor kunci kejayaan Indonesia di tahun 2045. Hal ini juga dalam rangka memenuhi kemerdekaan yakni dalam Pembukaan UUD 1945, yakni untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Baca Juga: Ini Arti Asmaul Husna: Dzul Jalali wal Ikram, Al Muqsith, Al Jami, Semoga Allah Selalu Memberi Kita Kemuliaan

"Saat ini pendidikan harus menyempurnakan 3 modalitas kecerdasan yakni
IQ, EQ, SQ, ditambah DQ (Digital Quotient), dan IndQ (Ind Quotient). IQ, EQ, da SQ kecerdasan bersumber dari potensi manusia. DQ kecerdasan yang bersumber dari potensi teknologi," ujar M. Nuh.

Sedangkan IndQ, yakni kecerdasan yang bersumber dari nilai Ke-Indonesia-an. Sehingga, filosofi pendidikan yang merupakan explorasi potensi menjadi kompetensi, khususnya attitude bisa terwujud secara komprehensif.

Ia juga mengharapkan perguruan tinggi yang mencetak sarjana tidak masuk kategori dengan predikat Stunted University. Stunted Universitu itu memilki ciri kerdil dalam berpikir (stunted in thinking), kecongkaan intelektual (intellectual arrogance).

Baca Juga: Boy Band Korea Selatan Seventeen akan Menggelar Tur Dunia, Indonesia Salah Satu yang Dikunjungi

Selain itu, sepinya diskursus akademik (kuatnya sinistik, hoaxdan dan gossip), miskin inovasi (akademik dan tatakelola), serta abai terhadap dinamika kehidupan bangsa dan negara serta kemanusiaan.

"Semoga kita harus terus menerus belajar: pembelajar sejati, memaknai spiritualitas pendidikan serta membangun generasi philanthropist (dermawan) ditandai dengan setiap perguruan tinggi punya dana abadi (wakaf)-endowment fund untuk menjaga keberlangsungan proses pendidikan," imbuhnya. ***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah

Tags

Terkini

Terpopuler