GALAJABAR - Emak-emak alias ibu-ibu yang terjun menjadi penopang keluarga di Kabupaten Bandung Barat (KBB) ternyata banyak yang tangguh. Tetap berwirausaha meski hantaman pandemi Covid-19 menerpanya.
Itulah potret emak-emak yang hadir pada acara "Sharing Session Pentingnya Laporan Keuangan Digital dan Peluang Pasar Melalui 99% Usahaku" yang berlangsung di
Gedung Manca Cililin, Jalan Raya Radio No 19 Kampung Kaum RT 01/RW 07, Kecamatan Cililin, KBB, Kamis 7 Oktober 2021.
Kegiatan itu merupakan program dari Kemensos RI yang bekerja sama dengan Telkomsel dan Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Pengusaha Mikro dan Kecil Indonesia (DPC Hipmikimdo) KBB.
Baca Juga: Baru Rilis! 25+ Kode Redeem FF 7 Oktober 2021, Ada Skin Rare dan Senjata Andalan
Salah seorang peserta, Siti dulunya berprofesi sebagai penjahit. Namun karena hantaman pandemi Covid-19 usahanya itu tidak dapat berjalan normal.
Tapi semangat wirausaha yang dimilikinya, ia banting haluan menjadi pedagang gorengan. Berkat semangat dan kreativitanya itu pula, membuat Siti mampu bertahan di tengah badai pandemi Covid-19 yang telah banyak membuat perusahaan besar gulung tikar.
Sikap pantang menyerah juga diperlihatkan Nurdiati warga Kampung Cipetir, Desa Karangtanjung, Kecamatan Cililin.
Nurdiati termasuk KPM PKH Graduasi. Setelah dinyatakan tidak masuk keluarga miskin, uang sebesar Rp3,5 juta sebagai "kompensasi" digunakan untuk modal buka usaha roti bakar
"Tadinya saya berjualan bensin eceran, namun semakin hari kian menurun. Untuk bertahan, bermodalkan Rp3,5 juta saya mencoba jualan roti bakar. Alhamdulillah, turunnya pendapatan dari jualan bensin eceran tertutupi dari roti bakar," katanya