Network
GALAJABAR - Usai menangkap SN, oknum guru pelaku cabul atau sodomi terhadap belasan siswanya, Polresta Bandung bersama Komnas Perlindungan Anak melakukan trauma healing kepada para korban yang masih di bawah umur.
Seperti diketahui, sudah ada 12 orang anak yang memberikan keterangan sebagai korban kejahatan seksual yang dilakukan SN di Pangalengan, Kabupaten Bandung itu.
"Kami akan memberikan trauma healing kepada para korban seupaya tidak memberikan dampak psikis dan traumatik, jangan sampai mereka yang pernah menjadi korban (kejahatan seksual) ini menjadi pelaku di kemudian hari," kata Kapolresta Bandung, Kombes Pol Kusworo Wibowo, Senin 18 April 2022.
Baca Juga: Pelaku Cabul di Pangalengan Akhirnya Ditangkap, Ternyata Ini Alasan SN Melakukan Aksi Bejatnya
Kusworo menegaskan, identitas para korban pun ditutup rapat oleh pihaknya, untuk menghindari ketidaknyamanan kepada para korban maupun orang tua atau keluarganya.
"Imbauan kepada para siswa berani untuk mengatakan tidak ketika ada pihak-pihak yang hendak melakukan tindakan tidak senonoh," pesan Kusworo.
Kapolresta juga mengimbau kepada para orang tua agar tak henti-hentinya untuk selalu memberikan bekal pemahaman atau pengertian kepada anak-anaknya, bahwa ada batasan-batasan yang tidak boleh disentuh oleh orang lain.
"Sehingga saat ada orang lain yang akan mencoba melewati batasan tersebut, anak berani berkata tidak atau menolak, serta berani langsung melaporkan kepada orang tua, agar orang tua bisa langsung melapor kepada polisi," imbaunya.
Baca Juga: Biadab, Selama Lima Tahun Oknum Guru di Pangalengan Diduga Cabuli Puluhan Anak SD
Sementara itu, Dewan Pembina Komnas Perlindungan Anak Pusat, Bimasena mengapresiasi Polresta Bandung yang sangat respon dalam menindaklanjuti laporan korban.
