GALAMEDIA - Selama satu dekade, birokrasi menghambat proyek NASA untuk mengembangkan bau ruang angkasa di laboratorium untuk membantu melatih para astronot sebelum meluncur ke orbit.
NASA berharap mengekspos bau angkasa pada calon astronot akan memudahkan misi dan menghilangkan kejutan apa pun saat mereka melangkah keluar dari pesawat dan masuk ke kegelapan tak bertepi.
Dikutip dari DailyMail belum lama ini, kesimpulan mengenai aroma luar angkasa ini didapat dari catatan astronot yang menggambarkan aroma perbatasan terakhir umat manusia.
Baca Juga: Setelah Menjalani 14 Hari Karantina, Dubes Baru AS Serahkan Surat Kepercayaan kepada Jokowi
Laporan CNN, Steve Pearce, seorang ahli kimia dikontrak NASA tahun 2008 khusus untuk menciptakan kembali bau ruang angkasa di laboratorium.
Ia bekerja menggunakan catatan harian astronot yang sudah mengangkasa untuk mengembangkan aroma yang digunakan dalam pelatihan sebelum para astronot diluncurkan ke orbit.
Baca Juga: Menkeu: Melalui CWLS, Masyarakat Mendapatkan Kemudahan untuk Berwakaf Melalui Instrumen Keuangan
Tim Eau de Space akhirnya berhasil mendapatkan bau yang diyakini sebagai “wangi luar angkasa” itu berkat kesaksian para astronot. Tak hanya itu, mereka bahkan membuat formula parfumnya yang dapat disimpan dalam botol.
Tony Antonelli, pensiunan astronot NASA yang ikut dalam misi Space Shuttle Discovery pada 2009, masih ingat pada saat membuka palka di luar angkasa untuk pertama kalinya.
"Aku benar-benar terpesona, setelah satu dekade pelatihan tidak ada yang memberitahu seeprti apa bau luar angkasa," ungkapnya dalam sebuah wawancara video.