Liga Inggris, Liverpool Capai Titik Terendah

- 21 Februari 2021, 07:02 WIB
Para pemain Liverpool terdiam usah dikalahkan Everton 0-3  dalam derby Merseyside Liga Premier Inggris, di Stadion Anfield, Minggu, 21 Februari 2021.
Para pemain Liverpool terdiam usah dikalahkan Everton 0-3 dalam derby Merseyside Liga Premier Inggris, di Stadion Anfield, Minggu, 21 Februari 2021. /liverpool.com/

GALAJABAR - Bukan sekadar kehilangan tiga poin bagi Liverpool saat menderita kekalahan dari Everton 0-3 dalam derby Merseyside di Stadion Anfield, Minggu, 21 Februari 2021. Tapi kekalahan itu juga telah memperlihatkan titik terendah bagi The Reds dalam dua dekade terakhir.

Gol Everton yang dihasilkan Ricarlison saat laga baru berjalan tiga menit dan Gylfi Sigurdsson melalui titik penalti menit ke-83 melahirkan banyak keburukan bagi Liverpool.

Baca Juga: Tol Dalam Kota dan Jagorawi Sudah Beroperasi Normal

Kokohnya harga diri Liverpool dihadapan Everton yang sudah bertahan sejak 1999 runtuh. Lalu dari kekalahan tersebut, memberi sinyal kalau Anfield tidak lagi bersahabat dengan pemiliknya. Ya, kekalahan dari Everton merupakan yang keempat secara beruntun di ajang Liga Premier.

Kekalahan beruntun itu juga membuka mata setiap tim, terutama di papan bawah untuk menjadi lebih percaya diri, kalau di hadapan Liverpool mereka juga bisa menang. Tengok saja, selain Manchester City yang memang punyak kualitas mumpuni untuk mengalahkan Liverpool, dan Everton dengan pertaruhan harga diri, dua kekalahan datang dari tim tak begitu menakutkan.

Burnley dan Brighton secara statistik bukanlah tim yang layak dikedepankan untuk bisa mengalahkan Liverpool di Anfield. Tapi musim ini semuanya menjadi sangat mungkin terjadi.

Baca Juga: PPKM Mikro Diperpanjang, TNI Kerahkan 10.000 Babinsa Jadi Pelacak Covid-19

Kekalahan dari Everton yang membuat Liverpool tertahan di peringkat keenam dengan 40 poin dari 23 laga, menegaskan langkah mereka tak lagi secepat musim lalu.

Tak berdaya dari tetangga terdekatnya itu bukannya menandakan hilangnya keangkeran Anfield, lemahnya kekuatan tim, tapi mengabarkan strategi Juergen Klopp tak lagi istimewa. Secara pribadi, di hadapan Carlo Ancelotti, kini Klopp mulai tertinggal. Don Carlo kini unggul satu kemenangan saat membawa klubnya berhadapan dengan pasukan Klopp.

Satu kegagalan lain yang membawa The Reds berada di titik nadir adalah, kepiawaian tim analisis pemburu talenta dari Kota Pelabuhan tak lagi jeli. Jika musim lalu dengan mendatangkan Fabinho, dan Wijnaldum membuat mereka sangat luar biasa, kini mendatangkan maestro lini tengah sekelas Thiago Alcantara ternyata hasilnya tak luar biasa.

Baca Juga: 5 Pemeran Utama Pria K-Drama yang Cocok Dijadikan Pasangan

Para pemburu pemain tidak bisa bergerak cepat saat bobrok lini belakang menerpa. Kehilangan Virgil van Dijk dan Joel Matip tidak bisa tertambal dengan mendatangkan Ozan Kabak.

Eksperimen Klopp menduetkan Jordan Henderson dan Fabinho menjadi benteng kembar tergolong gagal total. Rentetan kekalahan menjadi bukti tersahih kegagalan itu. Sekaligus mempertegas, Liverpool kini berada dalam titik terendah.

Baca Juga: Cocok untuk Akhir Pekan : Resep Spicy Wings Ala Restoran

Kini Klopp harus secepatnya menemukan formula terbaiknya lagi. Terutama mencari dua sosok yang pas di sektor center bek yang menjadi masalah terbesar. Lalu melupakan sejenak peran Thiago, dan mengembalikkannya ke pakem musim lalu, dimana Fabinho dan Wijnaldum memperlihatkan duet sehati sebagai penguasa lapangan tengah.

Dan tentu saja menyuntik motivasi Firminho, Mane, Salah kalau mereka harus secepatnya menjadi trisula tajam seperti saat bergelar Liga Premier dan Liga Champions musim lalu.

Editor: Wahyu Budiantoro

Sumber: Liverpool.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah