Belasan Tahun Terjebak Narkoba, Mantan Pecandu Ini Kini Bisa Hasilkan Karya Kreatif dari Koran

7 April 2022, 21:36 WIB
Deni Shober (39) memperlihatkan hasil karyanya berupa tas yang terbuat dari bahan kertas. /Laksmi Sri Sundari/Galajabar/

GALAJABAR - Mengkonsumsi hingga kecanduan narkoba dan obat-obatan terlarang lainnya, sangatlah tidak dibenarkan dan melawan hukum.

Namun, orang yang terlanjur terjerumus menjadi penyalahguna narkotika berhak untuk mengubah hidupnya ke jalan yang lebih baik.

Seperti halnya yang dialami Deni Shober (39), pria asal Cihanjuang, Kota Cimahi. Ia merupakan salah satu contoh pecandu narkotika yang sukses berhenti, dan memilih berbisnis usai keluar dari lingkaran setan.

Deni mulai mengenal narkotika tahun 1990-an. Ia begitu ketagihan dengan barang terlarang tersebut, sehingga sulit untuk melepaskan diri. Bapak empat anak itu benar-benar terjerumus.

Baca Juga: Aksi Berandalan Bermotor Buat Warga Bandung Resah dan Merasa Terganggu

Setelah belasan tahun terjebak, Deni akhirnya mulai berpikir untuk berhenti mengkonsumsi narkoba. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk benar-benar berhenti dan keluar dari lingkaran tersebut pada tahun 2018.

"Alasannya sih niat, kapok dan kasian sama anak-anak," ucap Deni, saat ditemui, Kamis 7 April 2022.

Pria bertato itu memutuskan pergi ke Pulau Bali. Ia mengikuti pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Lapas Kelas IIA Kerobokan, Bali sekitar 1,5 tahun. Kemudian ia mengikuti proses rehab selama 9 bulan di Lapas Narkotika Bangli, Bali.

Deni berusaha sekeras mungkin untuk benar-benar bisa lepas dari jeratan narkoba  selama belasan tahun. Selama di tempat rehabilitasi, ide kreatif muncul ketika Deni melihat teman-temannya membuat sebuah kerajinan yang berbahan dasar koran bekas.

Baca Juga: Pelatih Persib Robert Alberts Akui Sejumlah Pemainnya Sudah Ditawari Bergabung oleh Klub Lain

Ia pun lantas mempelajarinya, dengan harapan bisa, bahkan mahir untuk membuatnya. "Saya belajar waktu direhab. Menurut saya ini peluang bisnis, dan suatu seni yang bisa ada harganya," ujar Deni.

Setelah selesai menjalani rehabilitasi, Deni tak langsung pulang ke Kota Cimahi. Ia bekerja terlebih dahulu bekerja di sebuah workshop di Bali. Pada April 2021 Deni memutuskan pulang ke kampung istrinya di Kediri.

Di sana Deni memulai usaha kreatif, dengan membuat kerajinan berbahan dasar kertas koran. Untuk membuat kerajinan tersebut biasanya Deni menggunakan kertas koran retur. Ia membeli kertas koran retur dengan sistem kiloan.

Kertas koran tersebut dijadikan berbagai macam kerajinan seperti, tas, dompet, miniatur kapal laut, kotak tisue, hingga miniatur harley. Kreativitas yang diciptakannya itu akhirnya diterima masyarakat.

"Waktu di Kediri saya merintis, tapi lumayan udah bisa kirim ke Singapura dan Australia," ucap Deni.

Baca Juga: Poltekpar NHI Bandung Gelar Kuliah Keagamaan, Andar Danova: Semoga Dapat Membentuk Akhlak Generasi Milenial

Sekitar setahun di Kediri, Deni memutuskan pindah dan memulai usahanya di Kota Cimahi awal tahun 2022 yang merupakan kota kelahirannya. Ia memiliki tempat workshop di Jalan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi.

Harga jual kerajinan berbahan koran milik Deni dijual bervariasi. Dari mulai Rp 75 ribu untuk tempat buah-buahan, hingga harga tertinggi yakni miniatur sepeda motor dan pinisi yang dijualnya Rp 500-750 ribu per unit.

"Kalau yang pesan ada aja. Minggu ini ada dua miniatur sepeda motor sama empat tempat buah-buahan," ujarnya.

Baca Juga: Ini Kata Robert Alberts Soal Siapa Saja Pemain yang akan Dipertahankan Persib Musim Depan

Deni menjelaskan pemilhan koran sebagai bahan utama kerajinan miliknya. Menurutnya, koran memiliki nilai seni yang cukup tinggi, meskipun saat ini sulit dicari lantaran sudah termakan perkembangan teknologi.

Kelangkaan itulah yang menjadi kendala bagi Deni. Mencari pengepul koran bekas menurutnya untuk saat ini cukup sulit. Apalagi ia biasanya menggunakan koran dengan eksemplar yang sama. Untuk membuat satu produk seperti dompet dan tas dibutuhkan minimal 100-150 lembar kertas koran.

"Menurut saya koran sekarang jadi bahan langka, dan barangnya agak sulit dicari. Kalau buatnya hanya butuh kesabaran dan ketelatenan," pungkasnya.***

Editor: Ziyan Muhammad Nasyith

Tags

Terkini

Terpopuler