Meski asal usul Ngabuburit berasal dari bahasa Sunda, tapi saat ini sudah lazim digunakan oleh setiap masyarakat di Indonesia menggunakan istilah ini untuk menunggu waktu buka puasa di Bulan Suci Ramadhan.
Baca Juga: Heboh! Will Smith Ngamuk dan Jotos Chris Rock di Panggung Oscar 2022
Istilah ngabuburit yang berasal dari bahasa Sunda itu menyebar dan populer ke daerah lainnya di Indonesia sebelum tahun 1990-an.
Tapi ada juga istilah di beberapa daerah lainnya di Indonesia yang masih menggunakan istilah daerahnya. Misalnya malengah puaso di Sumatera Barat, yang artinya sama saja bersantai menunggu waktu buka puasa, mengalihkan rasa haus dan lapar di saat puasa.
Pada umumnya, kegiatan ngabuburit ini berkisar antara jam 15.30 hingga 17.30 atau yang dikenal dengan ba’da atau selepas waktu shalat Ashar.
Awalnya aktivitas ngabuburit selama bulan Ramadhan ini diisi dengan berbagai kegiatan keagamaan.
Baca Juga: Pelaku Begal Taksi Online di Ciparay Bandung Ditangkap, Faktor Ekonomi jadi Motifnya
Seperti pesantren kilat, tadarus mengkhatamkan Al-Qur'an, dan mengikuti kajian atau kuliah tujuh menit (kultum).
Tapi, seiring perkembangan waktu, aktivitas ngabuburit kini mulai beragam, tak hanya diisi dengan kegiatan keagamaan saja.
Apalagi bagi masyarakat perkotaan, tradisi ngabuburit seperti jalan – jalan di taman kota, berolahraga kecil di sekitar pusat olah raga, hingga wisata kuliner berburu takjil atau hidangan buka puasa.