Mengenal Asal-usul Ngabuburit , Tradisi Unik Saat Ramadhan di Indonesia

- 28 Maret 2022, 15:30 WIB
Ilustrasi spot ngabuburit di Jogja
Ilustrasi spot ngabuburit di Jogja /Instagram.com/@teropongjogja

GALAJABAR - Bulan Suci Ramadhan tinggal menghitung hari. Setiap bulan suci ini datang, masyarakat Indonesia memiliki tradisi yang tak pernah terlewatkan, yaitu ngabuburit.

Ngabuburit adalah tradisi menunggu waktu buka puasa yang hanya ada di Indonesia. Tradisi ini bisa dilakukan oleh siapa saja tak mengenal batasan usia umur.

Tradisi menunggu waktu buka puasa ini diisi dengan berbagai kegiatan. Mulai dari jalan-jalan di alun-alun kota, berburu takjil hingga mengikuti kultum di masjid.

Secara singkat dan sederhana, pengertian ngabuburit adalah kegiatan menunggu waktu berbuka puasa. Kegiatan ngabuburit sangat populer, khususnya oleh anak muda untuk membunuh waktu saat menjalankan ibadah puasa.

Baca Juga: Penjelasan Tentang GERD, Penyakit yang Diderita Maia Estianty Lengkap dengan Cara Mengatasinya

Asal-usul kata ngabuburit

Asal-usul kata ngabuburit sendiri berasal dari bahasa Sunda. Menurut Kamus Bahasa Sunda yang diterbitkan oleh Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (LBSS), kata ngabuburit secara lengkap diambil dari kalimat "ngalantung ngadagoan burit" yang memiliki arti bersantai-santai sambil menunggu waktu sore.

Kata dasar dari istilah ngabuburit adalah "burit" yang berarti 'sore hari'. Hal ini karena kegiatan ngabuburit yang memang sering dilakukan pada sore hari menjelang jam berbuka puasa.

Hal ini membuat banyak yang berpendapat bahwa morfologi kata ngabuburit berasal dari kata "burit" saja sehingga bisa diartikan secara sederhana menjadi "menunggu waktu sore".

Meski asal usul Ngabuburit berasal dari bahasa Sunda, tapi saat ini sudah lazim digunakan oleh setiap masyarakat di Indonesia menggunakan istilah ini untuk menunggu waktu buka puasa di Bulan Suci Ramadhan.

Baca Juga: Heboh! Will Smith Ngamuk  dan Jotos Chris Rock di Panggung Oscar 2022

Istilah ngabuburit yang berasal dari bahasa Sunda itu menyebar dan populer ke daerah lainnya di Indonesia sebelum tahun 1990-an.

Tapi ada juga istilah di beberapa daerah lainnya di Indonesia yang masih menggunakan istilah daerahnya. Misalnya malengah puaso di Sumatera Barat, yang artinya sama saja bersantai menunggu waktu buka puasa, mengalihkan rasa haus dan lapar di saat puasa.

Pada umumnya, kegiatan ngabuburit ini berkisar antara jam 15.30 hingga 17.30 atau yang dikenal dengan ba’da atau selepas waktu shalat Ashar.

Awalnya aktivitas ngabuburit selama bulan Ramadhan ini diisi dengan berbagai kegiatan keagamaan.

Baca Juga: Pelaku Begal Taksi Online di Ciparay Bandung Ditangkap, Faktor Ekonomi jadi Motifnya

Seperti pesantren kilat, tadarus mengkhatamkan Al-Qur'an, dan mengikuti kajian atau kuliah tujuh menit (kultum).

Tapi, seiring perkembangan waktu, aktivitas ngabuburit kini mulai beragam, tak hanya diisi dengan kegiatan keagamaan saja.

Apalagi bagi masyarakat perkotaan, tradisi ngabuburit seperti jalan – jalan di taman kota, berolahraga kecil di sekitar pusat olah raga, hingga wisata kuliner berburu takjil atau hidangan buka puasa.

Baca Juga: Erdogan Telepon Puntin Tekankan Pentingnya Gencatan Senjata Untuk Sudahi Perang di Ukraina

Tradisi ngabuburit di saat Ramadan memang hanya ada di Indonesia. Di setiap daerah di Indonesia memiliki berbagai macam tradisi unik untuk menghabiskan waktu menunggu waktu berbuka puasa. ***

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x