Lagu Pengantar Tidur Ibu (Chapter 34)

- 8 Juni 2021, 08:18 WIB
GUNUNG Fuji.*
GUNUNG Fuji.* /PIXABAY

“Tidak! Ayunda tidak perlu meminta maaf seperti itu! Aku-”
“Shh, sudahlah, Masako,” Tsukiyama memotong kalimat Nyonya Saigo.

Tsukiyama tersenyum tipis dan pahit, menyadari segala kesalahannya terhadap Nyonya Saigo. “Aku tahu aku tidak pantas meminta ini padamu. Kau sempat menjadi orang yang paling aku benci dalam klan, tapi aku tidak bisa meminta hal semacam ini pada orang lain. Meski tidak pantas, aku rela membuang harga diriku karena aku hanya bisa memohon padamu,” tutur Tsukiyama dengan senyuman khas keibuannya.

Baca Juga: Rocky Gerung Sebut 2 Tahun Lagi Politik Indonesia Akan Diasuh oleh Oligarki dan Lembaga Survei

Tsukiyama pun menatap Nyonya Saigo yang mendengarkannya dengan seksama.

“Aku memohon padamu, tolong jaga kedua anakku untukku. Tidak perlu terlalu dekat hingga itu bisa menyusahkan, tapi aku ingin setidaknya mereka masih merasakan kehangatan sosok seorang ibu. Aku tahu ini sangat merepotkanmu, Masako, tapi aku tidak bisa meminta ini pada Nishigori, Kotoku, atau yang lain. Kau adalah wanita yang paling dekat dengan Ieyasu, jadi aku mohon padamu. Apa itu diperbolehkan?”

Nyonya Saigo yang berusaha untuk tidak menangis pun akhirnya mengangguk. “Aku anggap itu sebagai wasiat darimu, Ayunda.”

Baca Juga: Gisel Beri Nama Kuda Serupa Nama Istri Nabi Muhammad, Gus Umar: Tak Punya Adab!

Tsukiyama tersenyum dan memeluk Nyonya Saigo. “Terakhir, aku titipkan Ieyasu padamu, Masako,” bisik Tsukiyama lembut sebelum ia menarik diri dari pelukan tersebut. Nyonya Saigo pun tersenyum dan mengangguk. Tsukiyama mengecup lembut pelipis Hidetada yang tertidur.

“Nyonya, kita mulai terlambat,” lapor seseorang.

Tsukiyama berbalik untuk melihat ajudannya, Junpei yang sudah menunduk. Tsukiyama tersenyum. “Jadi ini yang terakhir, ya? Junpei.”

Halaman:

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah