Disutradarai Hanung Bramantyo, Ternyata Segini Biaya Produksi Film 'Satria Dewa: Gatotkaca'

- 13 Mei 2022, 21:45 WIB
Film Pahlawan Super Satria Dewa: Gatotkaca
Film Pahlawan Super Satria Dewa: Gatotkaca /Instagram/@gatotkaca_official

GALAJABAR - Film "Satria Dewa: Gatotkaca" diprediksi menjadi film superhero Indonesiayang akan mendapat antusias luar biasa dari masyarakat.

Film tersebut dijadwalkan tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai 9 Juni 2022.

Baru-baru ini trailer film "Satria Dewa: Gatotkaca" baru saja dirilis. Sekilas dalam trailernya memperlihatkan kekuatan Gatotkaca yang sudah lama terkubur.

Baca Juga: Kasus dengan Andika Kangen Band Baru Saja Selesai, Zinidin Zidan Malah Kembali Berulah

Kemudian dibangkitkan kembali oleh Yuda (Rizky Nazar), dan para keturunan Pandawa berkumpul untuk melawan Kurawa.

Kecanggihan penggunaan teknologi CGI dan efek 3D ditampilkan secara apik pada pertempuran epik antara Gatotkaca melawan Kurawa.

Sutradara Hanung Bramantyo mengungkap biaya pembuatan film ini mencapai lebih dari Rp20 miliar.

Hanung menuturkan, membuat film pahlawan super memang membutuhkan biaya yang cukup besar, apalagi menggunakan CGI (Computer Generated Imagery) dan visual effect yang dikerjakan dengan sangat detail.

Baca Juga: Dua Calon Pemain Naturalisasi Segera Tiba di Indonesia, Siap Memperkuat Timnas?

Meski demikian, Hanung membocorkan bahwa film ini memakan biaya Rp20 miliar-Rp24 miliar. Menurutnya, masih murah dibandingkan dengan film pahlawan super lain.

"Budget-nya sekitar Rp20 miliar sampai Rp24 miliar. Jadi kalau ada orang bilang ini budget-nya Rp80 miliar itu enggak benar. Enggak ada separo-separonya budget film superhero yang ada, bahkan yang ada di Indonesia," ujar Hanung dalam peluncuran trailer "Satria Dewa: Gatotkaca" di Depok, Jumat 13 Mei 2022.

Hanung mengatakan, dalam membuat film pahlawan super tidaklah mudah, dibutuhkan support system yang cukup kuat, di antaranya CGI dan efek 3D.

Baca Juga: Kebutuhan Penyidikan, KPK Perpanjang Penahanan Bupati Bogor Ade Yasin Selama 40 Hari

Kekuatan CGI dan efek 3D bertujuan untuk membangun imajinasi penonton akan pertempuran epik seperti yang sering digambarkan oleh Disney dan Marvel Studio.

Jika kedua hal tersebut tidak kuat dan intens, kata Hanung, maka penonton film pahlawan super akan kecewa dan lebih memilih menyaksikan film dari luar negeri.

"Makanya saya bekerja sama dengan Lumine Studio, dengan Mas Andi sebagai komandonya di situ, itu betul-betul pada saat kita men-development ini, saya sudah membayangkan bahwa saya pengin ini kejadian seperti ini, kekuatan supernya bisa terwujud seperti ini," jelasnya.

Baca Juga: Trailer Film Satria Dewa: Gatotkaca Resmi Dirilis, Catat Ini Jadwal Tayang Perdananya

Hanung juga mengatakan bahwa Gatotkaca yang ditampilkan dalam filmnya merupakan perwujudan yang lebih modern dari cerita klasiknya. Namun, ia tetap menampilkan ciri khas dari Gatotkaca seperti kumis dan baju zirahnya.

"Kita buat modern, dulu orang gagah itu selalu berkumis, makanya jadi simbol maskulinitas, sekarang makin klimis makin maco tapi kumis itu tidak kita hilangkan, kumisnya kita buat seolah-olah itu aksen," terang Hanung.

Selain kumis, Hanung juga mempertahankan kutang Antakusuma atau pakaian yang membuat Gatotkaca bisa terbang meski tanpa sayap. Selain itu, ada juga bintang yang terdapat di dada Gatotkaca.***

Editor: Ziyan Muhammad Nasyith

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah