Yuk, Mengenal Ratu Jetsun Pema Wangchuk, Kate Middleton Versi Kerajaan Bhutan

- 23 Februari 2021, 10:16 WIB
Raja Bhutan dan Ratu Jetsun Pema Wangchuk
Raja Bhutan dan Ratu Jetsun Pema Wangchuk /easeindiatravel/
GALAJABAR - Bhutan banyak dikenal sebagai negara kecil berbentuk kerajaan yang dijuluki "The Last Shangrila" atau "Surga Terakhir di Dunia" karena keindahan alam dan penduduknya yang memegang teguh tradisi.
 
Namun, yang tak kalah istimewa, negara yang berada di kaki Pegunungan Himalaya dan di antara Cina–India ini memiliki ratu dengan usia yang tergolong muda, Jetsun Pema Wangchuk.
 
Jetsun Pema Wangchuk lahir di Thimphu, Bhutan pada tanggal 4 Oktober 1990. Pema pun menjadi ratu termuda di dunia. Ditambah latar belakang pendidikan yang tinggi, aktif di kegiatan sosial, serta memiliki kecantikan fisik yang bisa membuat siapa pun mengaguminya.

Pema disebut juga  sebagai “Kate Middleton dari Himalaya” karena kisah Pema dan Middleton untuk menjadi keluarga bangsawan hampir serupa.
 
Pema, yang merupakan ratu termuda di dunia saat ini, pada usia 21 tahun menikah dengan Raja Bhutan, Jigme Khesar Namgyel Wangchuck, dengan beda usia mencapai sepuluh tahun.
 
Mengenai istrinya tersebut, Raja Khesar mengatakan, “Saya telah menunggu cukup lama untuk menikah, tapi penantian itu tidak masalah selama bisa menikah dengan orang yang tepat.”
 

Pema baru berusia 7 tahun saat pertama kali berkenalan dengan Khesar yang saat itu berusia 17 tahun, pada sebuah acara piknik kerajaan.
 
Saat itu, ia datang dibawa oleh ayahnya, Dhondup Gyaltshen, yang merupakan pilot kerajaan. Selama beberapa jam kebersamaan mereka, pangeran mahkota terpikat pada lukisan Pema yang memang berbakat melukis.
 
Sebelum berpisah, Khesar mengatakan pada  Pema  kecil, “Kelak nanti saya dewasa, dan kamu juga sudah dewasa, kita masih sendiri, saya ingin kamu jadi istri saya.”

Awalnya, rakyat Bhutan terkejut dengan pilihan istri Raja Jigme tersebut. Sebab, Pema bukan berasal dari kaum bangsawan dan masih berusia sangat muda.
 

Pema sempat menempuh pendidikan di Regent University, di Inggris, jurusan psikologi dan sejarah seni. Namun, studinya harus putus karena dia menikahi Raja Jigme pada usia 21 tahun.
 
Di kalangan teman-temannya, Pema dikenal memiliki kecerdasan di atas rata-rata, menjuarai lomba public speaking, lancar berbahasa Hindi, Inggris, dan Dzongkha, bahasa nasional Bhutan. Selain itu, dia juga aktif di bidang olahraga dan memiliki jiwa kepemimpinan yang sangat baik.

Ratu Pema dikabarkan sangat menyukai seni murni dan melukis. Di usia 15 tahun, ia dikirim oleh kedua orang tuanya untuk belajar hubungan internasional, psikologi, termasuk sejarah seni di Regent's University, London.
 
 
Ratu Bhutan ini termasuk murid yang aktif saat masih bersekolah. Selain seni, Pema juga gemar dengan olahraga basket dan sempat menjadi kapten tim basket waktu sekolah. 
 
Dia juga  pernah bersekolah di sebuah sekolah swasta di India. Tidak heran, selain menguasai bahasa Dzongkha, bahasa resmi Bhutan, Pema  juga fasih berbahasa Inggris dan Hindi.

Sebagai seorang ratu yang mencintai rakyatnya, Pema  turut aktif pada berbagai kegiatan dan organisasi menyangkut sosial dan lingkungan.
 

Pema juga ditunjuk menjadi Duta Ozone untu Program Lingkungan PBB (UNEP). Pada tahun 2016, lalu ia juga  ditunjuk sebagai Presiden Bhutan Red Cross Society. Sang Ratu juga berperan aktif mendorong tumbuhnya kewirausahaan dan proyek-proyek ekonomi di negaranya.
 
Sang ratu cantik dari Bhutan sekarang sudah memiliki 2 orang anak, dan dia lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengurus anak nya saat ini.

Kecintaan rakyat Bhutan pada Ratu Jetsun bisa dilihat dari penghormatan dan doa yang selalu dipanjatkan agar Jetsun selalu sehat dan panjang umur. 
 
 
Salah satu bentuk kecintaan rakyat lainnya adalah kelahiran Pangeran Namgyel yang diperingati dengan penanaman 108.000 pohon di penjuru negeri. (Penulis: Ema Rachmawati)***

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x