Menyusul Ditemukan Kasus Penggumpalan Darah, Denmark Hentikan Penggunaan Vaksin AstraZeneca

- 11 Maret 2021, 23:29 WIB
Ilustrasi vaksin AstraZeneca.
Ilustrasi vaksin AstraZeneca. /Iwan Rahmansyah

GALAJABAR - Denmark menghentikan sementara penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca selama dua pekan, usai sejumlah laporan terkait adanya kasus penggumpalan darah, termasuk satu kematian di Denmark.

Tidak diaebutkannberapa laporan penggumpalan darah yang dibuat, namun Austria telah berhenti menggunakan satu batch suntikan AstraZeneca di tengah investigasi kematian dari gangguan koagulasi dan penyakit dari emboli paru.

“Kami dan Badan Obat-Obatan Denmark harus merespon terhadap laporan-laporan terkait kemungkinan efek samping yang serius, baik dari Denmark maupun dari negara-negara Eropa lainnya,” kata direktur Otoritas Kesehatan Denmark, Soren Brostrom, dalam sebuah pernyataan dikutip dari Antara.

Baca Juga: Wow ! Kejagung Sita 17 Kapal Milik Tersangka Kasus Dugaan Korupsi di PT Asabri


“Saat ini belum mungkin untuk menyimpulkan apakah ada keterkaitan. Kami mengambil tindakan dini, hal ini perlu diinvestigasi secara menyeluruh,” kata Menteri Kesehatan Magnus Heunicke di Twitter.

Penggunaan vaksin tersebut akan ditangguhkan selama 14 hari. Badan kesehatan tidak memberikan rincian terkait korban penggumpalan darah asal Denmark.

AstraZeneca pada hari Kamis mengatakan kepada Reuters dalam sebuah pernyataan tertulis bahwa keamanan vaksinnya telah dipelajari secara ekstensif dalam uji coba pada manusia dan data yang ditinjau oleh rekan sejawat telah mengkonfirmasi bahwa vaksin tersebut secara umum dapat diterima dengan baik.

Baca Juga: Pembunuh Dua Wanita Muda di Bogor Positif Konsumsi Narkoba

Produsen obat itu mengatakan awal pekan ini suntikannya telah menghadapi kontrol kualitas yang ketat dan bahwa "tidak ada efek samping serius yang dikonfirmasi terkait dengan vaksin". Ia juga mengatakan telah melakukan kontak dengan otoritas Austria dan akan mendukung penuh penyelidikan mereka.

Badan Obat-Obatan Eropa (EMA), mengatakan pada Rabu (10/3), sejauh ini tidak ada bukti yang menghubungkan AstraZeneca dengan dua kasus di Austria.

Dikatakan jumlah kejadian bekuan darah yang bergerak (tromboemboli) - ditandai dengan pembentukan gumpalan darah - pada orang yang telah menerima vaksin AstraZeneca tidak lebih tinggi dari yang terlihat pada populasi umum, dengan 22 kasus kejadian serupa dilaporkan di antara 3 juta orang yang telah menerimanya pada 9 Maret.

Baca Juga: Terjadi di Indramayu, Jenazah Pasien Terkonfirnasi Covid-19 Dibawa Paksa

Halaman:

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah