GALAJABAR - Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian menuding pasukan keamanan Myanmar terbukti bersalah atas kekerasan "membabi buta dan mematikan" terhadap penduduk sipil negara tersebut.
"Pasukan keamanan Burma menerobos aturan lain dengan kekerasan yang membabi buta dan mematikan pada Sabtu lalu, sekali lagi menggunakan senjata mereka melawan masyarakat dan menewaskan lebih dari 100 orang, di antaranya anak-anak yang masih kecil," kata Le Drian melalui pernyataan, Selasa 30 Maret 2021.
Le Drian menegaskan lagi seruannya kepada militer Myanmar agar menghentikan siklus mematikan dan melepaskan semua tahanan politik tanpa syarat.
Sebagaimana dikutip galajabar dari Antara, menurut kelompok advokasi Assistance Association for Political Prisoners, sedikitnya 510 warga sipil tewas di tangan pasukan keamanan Myanmar dalam hampir dua bulan terakhir.
Tindakan kekerasan dilakukan junta militer dalam upaya menghentikan protes menentang kudeta 1 Februari.
Berdasarkan data kelompok tersebut, total korban tewas pada Sabtu (27/3), yang sejauh ini menjadi hari paling mematikan, bertambah menjadi 141 korban.***