Populasi Muslim Uighur di Ujung Tanduk! Peneliti Sebut Kebijakan Baru Cina Pangkas Kelahiran Kaum Minoritas

- 7 Juni 2021, 13:32 WIB
China telah menghancurkan 170 masjid di wilayah Xinjiang yang didiami oleh etnis Uighur, hal tersebut menyebabkan jumlah penganut Islam di wilayah tersebut berkurang.
China telah menghancurkan 170 masjid di wilayah Xinjiang yang didiami oleh etnis Uighur, hal tersebut menyebabkan jumlah penganut Islam di wilayah tersebut berkurang. /Hwee Young/EPA/EPA

GALAJABAR - Peneliti Jerman ungkapkan kebijakan pengendalian kelahiran Cina dapat memangkas antara 2,6 hingga 4,5 juta kelahiran Uighur dan etnis minoritas lainnya di Xinjiang selatan dalam 20 tahun.

Penelitian oleh Zenz adalah analisis peer-review pertama dari dampak populasi jangka panjang dari tindakan keras multi-tahun Beijing di wilayah barat.

Kelompok-kelompok hak asasi, peneliti, dan beberapa penduduk mengatakan kebijakan tersebut termasuk pembatasan kelahiran yang baru diberlakukan pada Uighur dan etnis minoritas Muslim lainnya.

Baca Juga: MUI Dituding Pungut Uang Sertifikasi Halal Hingga Tembus Angka Segini, Cholil Nafis: Ini Jelas Fitnah!

"Ini (penelitian dan analisis) benar-benar menunjukkan maksud di balik rencana jangka panjang pemerintah China untuk populasi Uighur," kata Zenz dilansir Reuters.

Pemerintah Cina belum mengumumkan target resmi untuk mengurangi proporsi Uighur dan etnis minoritas lainnya di Xinjiang.

Tetapi berdasarkan analisis data kelahiran resmi, proyeksi demografis, dan rasio etnis yang diusulkan oleh akademisi dan pejabat Cina, Zenz memperkirakan kebijakan Beijing dapat meningkatkan populasi Tionghoa Han yang dominan di Xinjiang selatan menjadi sekitar 25% dari 8,4% saat ini.

Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 7 Juni 2021: Ngeri! Bu Farah dan Alya Bongkar Habis Masa Lalu Nana

Langkah untuk mencegah kelahiran di kalangan Uighur dan minoritas lainnya sangat kontras dengan kebijakan kelahiran Cina yang lebih luas.

Pekan lalu, Beijing mengumumkan pasangan menikah dapat memiliki tiga anak. Hal tersebut merupakan perubahan kebijakan terbesar sejak kebijakan satu anak dihapus pada 2016 sebagai tanggapan terhadap populasi Cina yang menua dengan cepat.

Sayangnya, pengumuman kebijakan tiga anak itu tidak memuat referensi ke kelompok etnis tertentu.

Baca Juga: Waketum Partai Ummat Kecewa Haji 2021 Batal : Keputusan Paling Buruk, Menag Tidak Bermanfaat bagi Umat Muslim

Sebelum itu, langkah-langkah secara resmi membatasi kelompok etnis Han mayoritas dan kelompok minoritas termasuk Uighur menjadi dua anak - tiga di daerah pedesaan.

Namun, Uighur dan etnis minoritas lainnya dikecualikan dari batas kelahiran tersebut sebagai bagian dari kebijakan preferensial yang dirancang untuk menguntungkan komunitas minoritas.

Beberapa penduduk, peneliti dan kelompok hak asasi mengatakan aturan yang baru diberlakukan sekarang secara tidak proporsional berdampak pada minoritas Islam.

Baca Juga: Anak Kedua Pangeran Harry dan Meghan Markle Lahir, Namanya ada Unsur Putri Diana dan Ratu Elizabeth

"Kuota kelahiran untuk etnis minoritas telah diberlakukan secara ketat di Xinjiang sejak 2017, termasuk pemisahan pasangan yang sudah menikah, dan penggunaan prosedur sterilisasi, alat kontrasepsi (IUD) dan aborsi," kata pejabatan kesehatan di Xianjiang.

Dua orang Uighur mengatakan mereka memiliki anggota keluarga langsung yang ditahan karena memiliki terlalu banyak anak.

Namun, di kabupaten Xinjiang di mana Uighur adalah kelompok etnis mayoritas, tingkat kelahiran turun 50,1% pada 2019, misalnya, dibandingkan dengan penurunan 19,7% di kabupaten mayoritas etnis Han, menurut data resmi yang dikumpulkan oleh Zenz. (Penulis: Annisa Nur Fadillah)***

Editor: Noval Anwari Faiz

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah