Tanggapi Teriakan 'Matilah Orang Arab', Guntur Romli: Padahal 21% Warga Israel Keturunan Arab

- 17 Juni 2021, 21:39 WIB
Orang-orang berkumpul untuk menggelar demonstrasi untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina melawan serangan Israel di Jalur Gaza dan Yerusalem Timur di Yogyakarta, Indonesia pada tanggal 21 Mei 2021. Para pengunjuk rasa merayakan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas untuk mengakhiri Konflik 11 hari setelah agresi Israel di Jalur Gaza dan Yerusalem Timur
Orang-orang berkumpul untuk menggelar demonstrasi untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina melawan serangan Israel di Jalur Gaza dan Yerusalem Timur di Yogyakarta, Indonesia pada tanggal 21 Mei 2021. Para pengunjuk rasa merayakan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas untuk mengakhiri Konflik 11 hari setelah agresi Israel di Jalur Gaza dan Yerusalem Timur /Anadolu Agency/Magnus Hendratmo
GALAJABAR - Ketegangan kembali terjadi antara kelompok sayap kanan Yahudi Israel dengan warga Palestina pada Senin 15 Juni 2021.

Hal itu dipicu karena kelompok sayap kanan Yahudi Israel yang melakukan aksi pawai di Yerusalem Timur, sambil berteriak ini rumah kami.

Tak hanya itu, kelompok sayap kanan Yahudi Israel tersebut juga berjalan sambil berteriak dengan mengolok-ngolok warga Palestina.

Mereka terus berjalan sambil membentangkan bendera-bendera Israel dan berteriak mengatakan 'matilah orang arab'.

Baca Juga: Usai Ditinjau Menkes, Tenda Vaksinasi Covid-19 di GBLA Beterbangan Dihantam Angin Kencang

Perilaku kelompok sayap kanan Yahudi Israel tersebut tertangkap oleh media-media luar dan langsung menjadi sorotan dunia.

Penulis buku ternama di dunia yakni Louis Fishman, melalui akun Twitter pribadinya mengatakan apa yang diteriakan kelompok sayap kanan Yahudi Israel itu merupakan bentuk fasisme.

Hal itu dikatakan Louis Fishman dikarenakan noda pada orang-orang Yahudi dan ingatan mereka yang dibunuh hanya karena menjadi Yahudi.

Baca Juga: Ulil Abshar Minta Kaum Intelektual Tak Terlibat Politik Praktis di Pilpres 2024, Ternyata Ini Alasannya

"Beberapa orang masih mempertanyakan mengapa saya menyebut mereka fasis; ini adalah noda pada orang-orang Yahudi dan ingatan mereka yang dibunuh karena menjadi orang Yahudi," ungkapnya, dikutip Galamedia, Kamis 17 Juni 2021.

Menurut Louis Fishman, kelompok sayap kanan Yahudi Israel itu, tumbuh dan dibesarkan untuk membenci Palestina yang kemudian dinormalisasi di bawah Netanyahu.

"Generasi Israel dibesarkan dalam hal ini dan itu dinormalisasi di bawah Netanyahu," katanya.

Sementara itu, teriakan 'matilah orang arab' yang dilontarkan oleh kelompok sayap kanan Yahudi Israel, juga mendapat sorotan dari politisi asal Indonesia.

Baca Juga: Jaksa Pinangki Dapat Diskon Hukuman, HNW Bandingkan Kasusnya dengan Kasus HRS dan Kasus 3 Nelayan Aceh

Politisi PSI yakni Mohamad Guntur Romli menilai teriakan-teriakan 'matilah orang arab' itu merupakan narasi-narasi kebencian dalam konflik Israel-Palestina.

"Narasi Kebencian dalam Konflik Israel-Palestina," kata Guntur Romli.

Selain itu, Guntur Romli juga mengatakan apa yang diteriakan kelompok sayap kanan Yahudi Israel tersebut dikatakannya tidak etis.

Hal itu dikarenakan menurut Guntur Romli 21% dari semua penduduk negara Israel merupakan keturunan dari bangsa Arab.

Baca Juga: Rossa Bahas Hubungannya dengan Afgan hingga Mengaku Bajunya Copot Saat Manggung dan Mau Insyaf

"Kelompok2 ekstrim di Israel berteriak 'Matilah Orang Arab (pdhal 21% warga Israel keturunan Arab)," tuturnya.

Tak hanya menyoroti kelompok sayap kanan Yahudi Israel, Guntur Romli juga memberikan kritikannya untuk Hamas yang dinilainya sama saja.

Bahkan dikatakan Guntur Romli, Hamas yang merupakan kelompok sayap kanan di Palestina melalui petingginya selalu berteriak mengatakan wajib menyerang orang Yahudi di mana pun berada.

"Kelompok ekstrim di Palestina, Hamas, melalui Fathi Hamad berteriak serang orang Yahudi di mana pun berada, sembelih dan bunuh," pungkasnya.

Baca Juga: Pemkot Cimahi Luncurkan SI-PASTI, Memudahkan Masyarakat Membayar Pajak

Narasi-narasi kebencian yang sering digaungkan oleh kelompok-kelompok sayap kanan di Israel dan Palestina itu merupakan salah satu tanda bahwa ketegangan kedua negara tersebut tidak akan pernah berakhir.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah