Network
GALAJABAR - Pimpinan Korea Utara, Kim Jong-un kembali mengeksekusi 10 warganya di muka umum.
Kali ini Kim mengeksekusi warganya yang tertangkap menggunakan jaringan telepon seluler Cina untuk berkomunikasi dengan dunia luar.
Sebelumnya, Kim Jong-un melarang warga Korea Utara mengakses jaringan seluler dari negara tetangga Cina untuk menghentikan mereka berbicara dengan pembelot dan mengakses informasi luar di luar kendali rezimnya.
Sekitar 150 warga Korea Utara ditangkap setelah partai yang berkuasa di negara itu dan polisi rahasia meluncurkan tindakan keras yang melibatkan pengawasan rahasia pada bulan Maret.
Baca Juga: Ucapan Budiman Sudjatmiko Soal Soekarno Mendadak Jadi Sorotan Dubes AS, Ada Apa ya?
Dilaporkan oleh Daily NK Japan, penggerebekan terus berlanjut dan beberapa pelaku dieksekusi di depan umum sebagai hukuman yang diberikan.
Penangkapan terjadi selama penyelidikan penyulundupan orang dan barang yang melintas di perbatasan.
Selain itu juga perantara pengiriman uang yang mengatur panggilan dan pengiriman uang juga mereka yang memiliki hubungan dengan pembelot di Korea Selatan.
Warga Korea Utara mengandalkan ponsel selundupan dan kartu SIM untuk tetap berhubungan dengan keluarga dan teman, serta mendapatkan bantuan dari dunia luar.
Baca Juga: TNI Tumpas Teroris di Gedung DPR RI Sukses Selamatkan Pejabat Negara
Diperkirakan 150 orang ditangkap di empat provinsi yang berbatasan dengan Cina hanya dalam waktu tiga minggu, dilansir Mirror.
Pejabat keamanan negara bertugas mendeteksi sinyal telepon, perangkat penyadapan, dan menangkap pengguna jaringan telepon seluler ilegal.
Seorang sumber mengatakan: "Pusat penahanan penuh dengan orang-orang seperti kandang kelinci. Orang-orang duduk di sebelah toilet."
Berdasarkan laporan tersebut, 10 orang di Kabupaten Taehongdan Country di Ryanggang dan lima di Provinsi Hamgyong Utara dieksekusi di depan umum.
Baca Juga: MUI Minta Masyarakat Zona Merah Tidak Sholat Berjamaah di Masjid Karena Alasan Ini
Sementara 20 orang lainnya yang diadili di depan umum terhindar dari hukuman mati.
