Ilmuwan Terkaget-kaget, Cahaya Biru Mendadak Muncul di Hamparan Salju Kutub Utara

- 22 Desember 2021, 12:03 WIB
Glowing.//Olah foto kolase FB Alexander  Semenov DailyMail
Glowing.//Olah foto kolase FB Alexander Semenov DailyMail /

GALAMEDIA - Ahli biologi di bagian terpencil Rusia dibuat takjub kala hamparan salju mendadak dihiasi kerlap-kerlip cahaya berwarna kebiruan.

Kesaksikan serupa diungkap para ahli biologi yang bertugas di Kutub Utara, tepatnya di lepas pantai White Sea, salah satunya Vera Emelianenko yang menyaksikan cahaya biru lembut di antara lapisan serpihan es.

Ahli mikrobiologi yang tinggal di stasiun khusus itu kemudian  mengambil sampel salju bercahaya yang dilihatnya.

Baca Juga: Tak Mau Terus Dituding Bikin Kegaduhan, Juragan 99 Akhirnya Minta Maaf pada Bobotoh dan Bos Persib

Di  bawah mikroskop, Vera menemukan cahaya tersebut berasal dari hewan bioluminescent kecil yang disebut copepoda.

Dijuluki serangga laut, makhluk bawah air ini biasanya ditemukan pada kedalaman 90 meter di siang hari dan mendekati permukaan di malam hari.

Ksenia Kosobokova, ahli zooplankton Laut Arktik Akademi Sains Rusia di Moskow kepada National Geographic mengatakan, kemungkinan copepoda tersebut terperangkap dalam arus kuat White Sea yang membawa mereka ke daratan.

Baca Juga: Posting Potret Bareng Mama Papa di Hari Ibu, Prilly Latuconsina: Mama Papa Tidak Pernah Membatasi Aku

Arus Pasang pada tanggal 1 Desember, ketika bercahaya pertama kali diposting, tercatat sangat tinggi. Hal sama terulang pada 16 Desember. Arus  pasang yang lebih kuat memaksa copepoda atau Metridia longa “hijrah” ke darat.

Bioluminescence adalah fenomena alam yang disebabkan reaksi kimia. Ini terjadi ketika energi kimia tertutup energi cahaya yang hanya terjadi pada makhluk dengan molekul luciferin.

Dikutip Galajabar dari DailyMail, Rabu 22 Desember 2021, ketika luciferin bereaksi dengan oksigen tercipta energi cahaya yang secara visual tampak menakjubkan.

Baca Juga: Hari Ibu, Ayu Ting Ting Bagikan Potret Bareng Umi Kalsum: Terima kasih ibuku Tersayang

Luciferin dan luciferase bereaksi secara internal pada copepoda. Tapi kelenjar di kepala dan tubuhnya mampu mengeluarkan berpijar dengan memesona.

Steven Haddock, ahli biologi kelautan yang mempelajari zooplankton laut di Monterey Bay Aquarium Research Institute kepada National Geographic mengatakan, “Copepoda memancarkan dua molekul itu pada saat yang sama dan membentuk cahaya di dalam air.”

Copepoda yang bersinar di antara lapisan salju diyakini masih hidup ketika para ahli biologi melihatnya. hewan kecil ini dapat bertahan hidup pada suhu yang sangat rendah.

Baca Juga: Sarankan Juragan 99 Datang ke Bandung, Mia Beutik: Saya Kasih Paham

Namun Haddock mencatat bisa juga copepoda tersebut mati meski tubuhnya bercahaya. Seperti kunang-kunang yang masih bersinar saat terinjak.

"Itu terjadi pada spesimen ilmiah. Ada kalanya kita menyimpan organisme  dalam freezer untuk dipelajari nanti. Dan saat dikeluarkan, perlahan tubuhnya mulai bersinar. Itu reaksi kimiawi tubuh yang sempurna,” paparnya.

Hal yang menurutnya lebih menakjubkan adalah fakta bahwa fenomena salju bercahaya ini terakhir terjadi lebih dari 80 tahun lalu.

Oh..***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x