Desakan Masyarakat Sipil Dunia dalam G20, Selesaikan Masalah Sosial Ekonomi Mulai Kesejahteraan hingga Energi

- 9 Maret 2022, 09:17 WIB
Logo Presidensi G20 Indonesia.
Logo Presidensi G20 Indonesia. /indonesiabaik.id


GALAJABAR - Gelaran internasional Civil 20 (C20) di bawah Kepresidenan G20 Indonesia dimulai pada 7-8 Maret 2022 dengan acara yang diselenggarakan dalam format hibrida dari Nusa Dua Bali, Indonesia.

C20 di bawah Kepresidenan G20 Indonesia mengambil tema Listening to the World. Tema tersebut diambil karena memiliki tujuan untuk menekankan tuntutan C20 kepada para pemimpin G20 dalam mendengarkan kebutuhan masyarakat sipil di seluruh dunia dan mengembangkan kebijakan yang lebih inklusif dan adaptif pascapandemi Covid--19.

Acara tersebut mempertemukan lebih dari 100 organisasi masyarakat sipil (OMS) di seluruh dunia dan memperkenalkan tujuh kelompok tematiknya yaitu (i) Akses Vaksin dan Kesehatan Global, (ii) Kesetaraan Gender, (iii) Perpajakan dan Keuangan Berkelanjutan, (iv) Lingkungan , Keadilan Iklim dan Transisi Energi, (v) SDGs dan Kemanusiaan, (vi) Pendidikan, Digitalisasi, dan Ruang Kewarganegaraan, dan (vii) Anti Korupsi.

Baca Juga: Skor Fantastis Bayern Muenchen Hancurkan Salzburg 7-1, Bayern Sukses Melaju ke Perempatfinal Liga Champions

C20 tidak hanya mewakili suara masyarakat sipil di negara-negara G20, tetapi juga secara global, termasuk di belahan dunia selatan.

Ketua C20 Indonesia Sugeng Bahagijo mengatakan C20 Indonesia memetakan 33 isu prioritas dan membagi ke dalam tujuh kelompok kerja. Tujuh kelompok kerja itu bekerja sesuai dengan tujuh tematik tersebut di atas.

Tahun ini di bawah kepresidenan Indonesia, C20 berkomitmen untuk mengadvokasi rekomendasi kebijakan berbasis bukti, ujar Sugeng Bahagijo, Rabu 9 Maret 2022.

Baca Juga: Persib vs Arema FC, Masih Ada yang Mengganjal, Saatnya Maung Bandung Balas Dendam, Kemenangan Harga Mati!

“Isu prioritas kami didasarkan pada seruan global yang mendesak untuk menyelesaikan masalah sosial ekonomi yang menyentuh kehidupan sehari-hari masyarakat, mulai dari kesejahteraan pekerja migran dan kelompok rentan, akses vaksin Covid-19 pemberdayaan perempuan, hingga transisi energi,” kata Sugeng Bahagijo.

Sugeng mengatakan C20 melakukan konsultasi dengan organisasi masyarakat sipil nasional dan internasional untuk menyusun agenda prioritas

“Kami mengadakan dialog dan melakukan kerja sama dengan G20 Sherpas, G20 Working Groups, G20 Engagement Groups dan aktor kunci lainnya untuk memperjuangkan suara dan aspirasi sipil di KTT G20. Produk dari kerja advokasi C20 adalah paket kebijakan C20 dan komunike C20 berisi rekomendasi kebijakan yang akan diluncurkan pada KTT C20 pada Oktober 2022,” kata dia.

Baca Juga: Ini Arti Asmaul Husna: Al Hadi, Al Badi, dan Al Baqi, Semoga Ditunjukkan pada Jalan Kebenaran

Sementara itu wakil kepanitiaan C20 dari Presidensi Indonesia Ah Maftuchan mengaku optimistis bahwa paket kebijakan C20 dan komunike C20 berisi rekomendasi kebijakan yang akan diluncurkan pada KTT C20 akan diadopsi oleh para pemimpin G20.

“Kami sudah melakukan berbagai upaya untuk memastikan ini diadopsi,” kata Ah Maftuchan.

Beberapa hal yang dilakukan, lanjut dia, antara lain menghadiri beberapa pertemuan resmi kelompok kerja dari unsur pemerintah G20.

“Dalam kesempatan tersebut, C20 menyampaikan isu-isu prioritas dan negara-negara G20 memperhatikan dan mencatat dengan serius,” ujar dia. ***

 

 

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah

Sumber: Antara


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah