Vladimir Putin : Negara yang Tidak Bersahabat dengan Rusia Harus Bayar Gas Pakai Rubel

- 24 Maret 2022, 13:04 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin
Presiden Rusia, Vladimir Putin /Kremlin.ru

Baca Juga: Cek Fakta! Anak Setelah Usia 2 tahun Bisa MInum Susu UHT? Berikut Penjelasan Ahli

Para analis melihat keputusan Putin ini sebagai langkah mengejutkan.

"Dia (Putin) pada dasarnya mencoba untuk membuat negara-negara Barat yang memberikan sanksi kepada Bank Sentral untuk bertransaksi dengannya. Tapi ini hanya akan mempersulit transaksi dengan Rusia untuk pasokan energi," ujar Timothy Ash, analis ekonomi, dilansir The Moscow Times.

Penerapan perintah Putin akan memperumit Eropa karena banyak bank negara Rusia, termasuk Bank Sentral, berada di bawah sanksi yang melarang transaksi langsung. Sedangkan pembayaran menggunakan rubel berarti memaksa negara-negara Eropa membeli rubel langsung dari Bank Sentral.

Tetapi transaksi bisa terbukti rumit bagi Eropa karena banyak bank negara Rusia, termasuk Bank Sentral sendiri, berada di bawah sanksi yang melarang transaksi langsung.

Namun, masih belum jelas bahwa Rusia memiliki kekuatan untuk mengubah kontrak jual beli gas secara sepihak atau tidak.

Baca Juga: Secercah Harapan untuk Persib dan Asa Juara bagi Bali United di Kompetisi Kasta Tertinggi, Siapa Pemenangnya?

"Rusia akan terus memasok gas alam sesuai dengan volume dan harga seperti dalam kontrak yang disepakati sebelumnya. Perubahan hanya akan mempengaruhi mata uang pembayaran yang diubah menjadi rubel Rusia," kata Putin.

Beberapa harga gas grosir Eropa naik hingga 30% pada Rabu, 23 Maret 2022. Harga gas grosir Inggris dan Belanda melonjak. Gas Rusia menyumbang sekitar 40% dari total konsumsi Eropa.

Pelanggan gas utama dari Rusia segera memberi komentar terhadap kabar keputusan Vladimir Putin. Austria, Italia, dan Jerman merupakan tiga negara Eropa utama yang membeli gas dari Rusia.

Halaman:

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah