Di Negara Donald Trump, 30 Persen Pasien Covid-19 Alami Tanda-Tanda Gangguan Jiwa 

- 6 Oktober 2020, 13:31 WIB
Karyawan Amerika Serikat Ajukan 837.000 Klaim Pengangguran Akibat Pandemi Covid-19.
Karyawan Amerika Serikat Ajukan 837.000 Klaim Pengangguran Akibat Pandemi Covid-19. /oohhsnapp

 

 GALAJABAR - Fakta mengejutkan dari hasil studi di Amerika Serikat, menyebutkan  sepertiga pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit di Amerika Serikat mengalami tanda-tanda perubahan kondisi mental,  mulai dari fungsi neurologis yang memburuk seperti kebingungan hingga tidak responsif mirip koma.

Menurut penelitian  yang diterbitkan pada hari Senin di Annals of Clinical and Translational Neurology, pasien yang mengalami perubahan fungsi mental memiliki hasil medis yang jauh lebih buruk.

Studi mempelajari catatan 509 pasien virus corona pertama yang dirawat di rumah sakit, dari 5 Maret hingga 6 April, di 10 rumah sakit dalam sistem kesehatan Kedokteran Barat Laut di daerah Chicago, AS. Pasien-pasien tersebut dirawat di rumah sakit sebagai pasien tanpa perubahan fungsi mental.

Baca Juga: Kapal Berbendara Malaysia Curi Ikan di Perairan Indonesia Baca Juga: Kapal Berbendara Malaysia Curi Ikan di Perairan Indonesia

Penulis senior studi dan kepala penyakit menular saraf dan neurologi global di Northwestern Medicine, Dr. Igor Koralnik menyebutkan,  setelah mereka dipulangkan, hanya 32 persen pasien dengan perubahan fungsi mental, mereka masih dapat menangani kegiatan rutin sehari-hari seperti memasak dan membayar tagihan.

Sebaliknya, 89 persen pasien tanpa perubahan fungsi mental mampu mengelola kegiatan tersebut tanpa bantuan.

Meninggal

Ia mengungkapkan, pasien dengan perubahan fungsi mental  (ensefalopati) juga hampir tujuh kali lebih mungkin meninggal dibanding yang tidak memiliki jenis masalah itu.

"Ensefalopati adalah istilah generik yang berarti ada sesuatu yang salah dengan otak," kata Dr. Koralnik.

Baca Juga: Selamat Tinggal Sicaplang, Tak Lagi Catat Pelanggaran Protokol Kesehatan

Deskripsi ensefalopati dapat mencakup masalah dengan perhatian dan konsentrasi, hilangnya memori jangka pendek, disorientasi, stupor dan "ketidakresponsiman mendalam" atau tingkat kesadaran seperti koma.

"Ensefalopati dikaitkan dengan hasil klinis terburuk dalam hal kemampuan untuk mengurus urusan mereka sendiri setelah meninggalkan rumah sakit, dan kami juga melihat itu terkait dengan kematian yang lebih tinggi, terlepas dari tingkat keparahan penyakit pernapasan mereka," katanya.

Lebih  jauh Dr. Koralnik menjelaskan, para peneliti tidak mengidentifikasi penyebab ensefalopati, yang dapat terjadi dengan penyakit lain, terutama pada pasien yang lebih tua, dan dapat dipicu oleh beberapa faktor yang berbeda termasuk peradangan dan efek pada sirkulasi darah.

Halaman:

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah