Pengamat UPI: Rendahnya Kualitas Pendidikan Berdampak pada Kuaslitas SDM, Ipoleksosbudhankam, dan Ekonomi

16 Juni 2022, 12:04 WIB
Dosen yang juga Pengmat Pendiikan dari UPI, Prof. Dr. Cecep Darmawan. /dok Pribadi

GALAMEDIA - Berdasarkan amanat konstitusi, pendidikan merupakan kewajiban dan tanggung jawab negara yang harus ditunaikan sebaik-baiknya. Pendidikan juga merupakan wasiat penting dari para pendiri bangsa.

Selain itu, urgensi Pendidikan Dalam Pembangunan Nasional merupakan sektor utama yang dapat mempengaruhi sektor-sektor pembangunan nasional lainnya.

Rendahnya kualitas Pendidikan akan berefek domino terhadap rendahnya kualitas pembangunan sumber daya manusia Indonesia, yang akan mempengaruhi kualitas pembangunan ideologi, politik, sosial budaya, hankam, dan bahkan ekonomi.

Baca Juga: Lirik Lagu Duka Sebalik Tawa, Soundtrack Melur Untuk Firdaus yang Dinyanyikan Putri Khareeza

Demikian diungkapkan Dosen yang juga Pengmat Pendiikan dari UPI, Prof. Dr. Cecep Darmawan, S.Pd., S.I.P., S.H., M.H., M.Si usai menjadi pembicara dalam Musyawarah Nasional (Munas) Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) di Hotel Mercure Kota Bandung, Rabu, 15 Juni 2022.

"Pembangunan nasional pada dasarnya merupakan serangkaian upaya perubahan sosial yang dilakukan secara sistematis, terarah, terpadu, berkelanjutan atau berkesinambungan," ungkap Cecep.

Serta bersifat holistik atau menyeluruh mencakup semua aspek kehidupan masyarakat bangsa dan negara, dalam rangka mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Baca Juga: Rektor UPI Prof. Solehuddin Terpilih Jadi Ketua Umum ISPI dalam Munas ISPI ke-VIII: Ini Tanggungjawab Besar

Berdasarkan hal tersebut, katanya maka sejatinya pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah pembangunan dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing melalui pendidikan dalam RPJMN Tahun 2020-2024.

Disinggung pendidikan dalam membentuk manusia Indonesia generasi emas 2045 menurut Cecep, manusia Indonesia generasi emas 2045 adalah manusia abad 21 yang akan menghadapi kompleksitas, ketidakpastian (uncertainty), dan defisit (daya dukung) lingkungan.

"Oleh sebab itu diperluakan adanya daya adaptasi, fleksibilitas, dan kelenturan tinggi baik dalam kecakapan keras maupun kecakapan lunak. Generasi Emas 2045 dituntut secara berkelanjutan melakukan perbaikan kecakapan sepanjang hayat," jelasnya.

Baca Juga: Harapan M. Nuh untuk ISPI: Jadilah Guru Pencerah dan Pembelajar Sejati Sambut Kejayaan Indonesia di Tahun 2045

Dikatakan, daya adaptabilitas, fleksibilitas, dan kelenturan adalah sesuatu kondisi dinamik, sebuah proses perkembangan dan bukan sebuah titik akhir (the end point of the process). Life long learning capacity akan harus menjadi kecakapan generik manusia Indonesia Generasi Emas 2045.

Menurutnya, soal Peta Jalan Pendidikan Menuju Indonesia Emas 2045 diperlukan ikhtiar untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang kompeten, literat, produktif, profesional, dan berkarakter.

Akan tetapi, untuk mencapai upaya tersebut tidaklah mudah untuk dibenahi, termasuk domain pembangunan sektor pendidikan. Salah satu persoalan fundamental pendidikan ialah belum adanya peta jalan atau road map pendidikan sebagai kompas atau penunjuk arah bagi dunia pendidikan di Indonesia.

"Padahal peta jalan pendidikan bagi suatu negara merupakan hal yang sangat esensial agar perencanaan pembangunannya tepat, terarah, dan berkelanjutan," pungkasnya. ***

 

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah

Tags

Terkini

Terpopuler