Pemillik Warung Nasi di Cimahi Kelimpungan, Tahu dan Tempe Menghilang Dipasaran

- 3 Januari 2021, 15:42 WIB
Lapak pedagang tahu dan tempe di Pasar Atas Baru (PAB) Jalan Kolonel Masturi, Kota Cimahi tutup sejak Jumat 1 Januari 2021.
Lapak pedagang tahu dan tempe di Pasar Atas Baru (PAB) Jalan Kolonel Masturi, Kota Cimahi tutup sejak Jumat 1 Januari 2021. /Laksmi Sri Sundari/Galajabar/
GALAJABAR - Tak hanya di Kota Bandung, tahu dan tempe juga  menghilang di pasar tradisional Kota Cimahi. Sama seperti di Kota Bandung, tahu dan tempe sulit ditemukan di Cimahi sejak Jumat  1 Januari 2021.
 
Tidak adanya pedagang yang berjualan tahu dan tempe ini dipicu karena naiknya harga kacang kedelai yang merupakan bahan baku kedua jenis makanan berprotein tersebut.

Rencananya para pedagang tahu dan tempe akan kembali berjualan pada Senin 4 Januari 2021 besok, dengan begitu tahu tempe akan muncul lagi di pasar-pasar tradisional Kota Cimahi.
 
 
Namun, menurut informasi harganya tidak lagi sama, alias mengalami kenaikan. Sebab seperti diketahui, pengrajin tahu dan tempe mogok produksi karena bahan baku kedelai harganya melonjak.

Berdasarkan pantauan di Pasar Atas Baru (PAB) Kota Cimahi Jalan Kolonel Masturi, Minggu, semua lapak pedagang tahu dan tempe dalam kondisi tutup. Tidak ada aktivitas jual beli sejak 1 Januari 2021. Padahal banyak konsumen yang hendak membeli tahu dan tempe, baik untuk konsumsi sendiri maupun dijual lagi sebagai lauk.

"Enggak ada tahu sama tempe dari Jumat kemarin. Katanya besok baru pada jualan lagi," ujar Sri, pemilik warung nasi yang setiap hari berbelanja di PAB Kota Cimahi.
 
Baca Juga: Hari Ini, Biofarma Distribusikan 3 Juta Dosis Vaksin Sinovac

Sri mengaku mendapat kabar dari para pedagang bahwa mereka sepakat untuk tidak berjualan selama tiga hari. Hal itu dilakukan sebagai bentuk protes kepada pemerintah atas melambungnya harga kedelai.

Kepala UPTD Pasar Kota Cimahi, Syahrizal Yusuf membenarkan jika sejak 1 Januari 2021, semua pedagang tahu dan tempe di pasar rakyat yang dikelolanya tidak berjulan.
 
Pedagang tahu dan tempe di  PAB ada 11 lapak, pedagang di Pasar Cimindi ada 10 lapak, dan edagang tahu tempe di pasar Melong ada 4 lapak.
 
Baca Juga: Sekda Jabar : KREASI Jabar Harus Menjadi Solusi Bagi Permasalahan Ekonomi di Masa Pandemi

"Di Pasar Atas Baru, Pasar Cimindi, dan Pasar Melong sejak 1 januari kemarin tidak ada yang jualan tahu dan tempe. Katanya sampai hari ini. Besok (senin, 4/1) mulai jualan lagi," terangnya.

Diakui Syahrizal, banyak konsumen yang datang hendak membeli tahu dan tempe ke tiga pasar yang dikelolanya, namun tidak ada pedagang yang berjualan.

"Mereka pada ngga jualan, karena harga kacang kedelai naik. Menurut info pedagang tahu tempe mau berjualan kembali hari senin. Kalau yang mau beli banyak, kejadian ini pernah terjadi waktu tahun duaribuan," katanya.
 
Baca Juga: Tahun 2020: Pasien Sembuh Covid-19 Mencapai 611.097 Orang

Menurut Syahrizal, harga tahu dan tempe kemungkinan besar akan mengalami kenaikan saat para pedagang kembali berjualan.

"Katanra harga tahu ukuran kecil dari asalnya Rp 3.000, untuk hari senin naik menjadi Rp 3 500. Untuk tahu ukuran besar harganya dari Rp 5.000, naik menjadi 6000," ujarnya.***


Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x