Network
GALAJABAR - Jelang Musyawarah Daerah (Musda) Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesai (Apdesi) Kabupaten Bandung, sejumlah nama kepala desa (kades) kini mencuat dan siap berebut kursi Ketua Apdesi Kabupaten Bandung. Termasuk Kades Cibiruwetan, Kecamatan Cileunyi, Hadian Supriatna.
Sejumlah nama kini bermunculan untuk menduduki kursi Ketua Apdesi Kabupaten Bandung periode 2021-2026. Selain Hadian, muncul ke permukaan nama lain, seperti Dedi Bram (Kades Cikoneng, Kec. Ciparay), H. Dadang Suryana (Kades Rahayu), Rosiman (Kades Arjasari), dan Ceceng (Kades Cihanyir Kecamatan Cikancung).
Ketika dikonfirmasi pada Senin, 4 Januari 2021, Hadian yang baru saja terpilih sebagai Kades Cibiruwetan, hanya tersenyum ketika disebut namanya muncul sebagai salah satu kandidat Ketua Apdesi Kabupaten Bandung.
"Wah, kata siapa nama saya mencuat untuk berebut kursi Ketua Apdesi. Meski tak tahu kapan Musda Apdesi digelar, namun memang kini muncul sejumlah nama. Biarlah demokrasi di ajang pemilihan Ketua Apdesi mengalir karena semua kades di Kabupatn Bandung berhak dan layak memimpin Apdesi Kabupaten Bandung ke depan," kata Hadian yang juga tenaga ahli di Kementerian Desa PDTT ini.
Orang nomor satu di Cibiruwetan yang baru saja mendapatkan penghargaan dari Kemendes PDTT dan UNICEF di bidang pendidikan anak ini mengomentari Apdesi Kabupaten Bandung lima tahun ke depan.
"Dalam perspektif saya secara pribadi, hal yang harus diperkuat oleh Apdesi adalah fungsi kelembagaan melalui penyediaan basis data yang mampu memberikan informasi tentang perkembangan desa di Kabupaten Bandung dari berbagai aspek, serta melakukan assessment kebutuhan substansial untuk penguatan kapasitas pemerintah desa dan lembaga desa," ucapnya.
Selain itu, kata Hadian, Apdesi ke depan harus mampu melakukan advokasi terhadap regulasi daerah terkait desa dan kebijakan publik serta harus mendorong kerja sama antardesa dalam pembangunan desa.
"Saya berharap Apdesi Kabupaten Bandung benar-benar berfungsi dan menjadi kuat serta mampu menopang visi-misi pemerintah daerah," pungkasnya. (Penulis: Engkos Kosasih)**
