Arisan Call, Arisan Kaum Elite Era 1980an yang Berujung Maut

- 4 Januari 2021, 15:50 WIB
Ilustrasi uang
Ilustrasi uang /Pixabay/EmAji/



GALAJABAR - Arisan sudah dikenal sejak dahulu kala dan tujuan arisan pun bermacam-macam.

Ada yang untuk ajang bersosialisasi antar anggota atau sebagai kegiatan menabung (investasi).

Selain itu arisan adalah salah satu cara mendapatkan dana segar bagi yang membutuhkan.

Seiring dengan berjalannya waktu,  arisan juga terbagi dari berbagai jenis  arisan  yang lebih menguntungkan dari  arisan pada umumnya.

Salah satunya adalah arisan call/lelang/tembak yang mulai populer pada tahun 1970-an.

Baca Juga: Sikat Benevento Hanya dengan Sepuluh Orang, Milan Kembali Puncaki Klasemen

Arisan call berbeda dengan arisan pada umumnya yang memakai cara undian untuk pemenangnya.

Pada arisan call pemenangnya adalah yang melakukan penawaran tertinggi terhadap nilai uang arisan.

Di dalam  arisan call ada bandar yang bertanggung jawab melakukan pengumpulan uang arisan,  dari seluruh anggota.

Bandar siap ‘nombok’ atau menalangi jika ada anggotanya ada yang tidak menyetor uang arisan pada setiap periodenya.

Baca Juga: Tahu dan Tempe Kembali Hadir di Pasar Kota Cimahi, Pedagang: Harganya Menyesuaikan dengan Kedelai

Karena tugas yang berat ini maka sang bandar dapat hak istimewa untuk mendapatkan  uang arisan pada awal periodenya dengan jumlah uang yang penuh.

Salah satu bandar arisan call di jakarta yang terkenal adalah Marlia Hardi, aktris televisi dan layar lebar senior Indonesia. Dia adalah seorang aktris yang cukup populer pada tahun 1970-an dan 1980-an.

Berikut galajabar sarikan dari berbagai sumber:

Marlia Hardi lahir pada 10 Maret 1927 di Magelang-Jawa Tengah. Dia memulai karirnya pada tahun 1950 di film layar lebar yang berjudul “Untuk Sang Merah Putih.”

Pada tahun 1962 Marlia memenangkan Piala Citra untuk perannya dalam film yang berjudul  “Petir Sepanjang Malam,” sebagai  artis pemeran pembantu wanita.

Sampai tahun 70-an dia sudah membintangi sebanyak 50 judul film, dan sebagian besar perannya  sebagai seorang ibu.

Baca Juga: Satu Keluarga Inggris Terpapar Corona, Annabel: Kecepatan Virus Ini Menakutkan

Tetapi nama Marlia Hardi lebih populer ketika ia memerankan seorang ibu dalam film layar kaca “Keluarga Maria Hardi,” di TVRI (Televisi Republik Indonesia).

Serial itu pertama kali tayang di TVRI pada tahun 1973, awalnya serial itu berjudul “Keluarga Baru,” tetapi kemudian berubah menjadi “Keluarga Marlia Hardi,”.

Sandiwara itu berkisah tentang kehidupan sehari-hari sebuah keluarga, pemeran utamanya adalah Marlia Hardi yang berperan sebagai Ibu Mar.

Dia adalah  seorang ibu yang bijaksana, lemah lembut dan keibuan.

Selain itu ada tokoh Pak Awal, dan 3 anak mereka Didu, Kiki dan Ruri serta seorang PRT (pembantu rumah tangga), yang di panggil bi Supi.

Marlia dikenal dekat dengan seluruh pemain dalam serial itu, dia sudah dianggap sebagai ibu dan tempat curhat pemain lainnya.

Baca Juga: Penasaran dengan Kandungan yang Ada Dalam Vaksin Covid-19 ? Ini Penjelasan Biofarma

Meski pada saat itu Marlia sangat populer  tetapi seperti pemain seni yang lainnya, dia mendapat honor yang sangat kecil.

Walau pun mempunyai penghasilan yang tidak besar, Marlia terkenal sangat royal kepada teman-temannya.

Dia sering mengajak teman-temannya makan di restoran mewah dan sering memberikan hadiah-hadiah yang mahal.

Dia mempunyai sebuah mobil Holden dan seorang sopir pribadi, yang saat itu tidak banyak dimiliki oleh para artis, dia juga kerap membawa pakainnya untuk di dry clean di sebuah Hotel Bintang 5.

Kediaman Marlia ada di kawasan Setiabudi  Jakarta Selatan, dia mempunyai telepon, 5 ekor anjing Peking dan beberapa ekor burung,  yang semua itu tidak sedikit biaya perawatannya.

Dalam kehidupannya Marlia pernah 2 kali menikah, suami pertamanya adalah Hardi.

Baca Juga: Tertinggal Dua Gol, Bayern Muenchen Bangkit untuk Kalahkan Mainz

Usia pernikahan meraka selama 11 tahun, sejak tahun 1945 sampai dengan 1956 yang berakhir dengan perceraian.

Sedangkan suami keduanya adalah Zainal Arifin, usia pernikahan meraka hanya bertahan 6 tahun.

Mereka berpisah karena sang suami tidak setuju Marlia bermain film.

Marlia mempunyai 2 orang anak, Prihara Rifiyanti (Era) dan Tunggul Baskoro. Era bekerja di TVRI Jakarta dan tinggal dengan Marlia, sedangkan Tunggul  menetap di Magelang.

Selain kesibukannya di dunia akting Marlia juga di kenal suka arisan, dia terkenal dalam arisan call sebagai seorang bandar.

Tugas seorang bandar adalah mengumpulkan uang dari anggota arisan dan menombok bila ada anggota tidak setor alias macet dalam setoran.

Baca Juga: Alhamdulillah Ustadz Abu Bakar Baasyir Akan Bebas Murni Jumat Pekan Ini

Pada awalnya arisan call ini berjalan lancar, Marlia sebagai seorang bandar juga ikut merasakan dalam keuntungan.

Uang yang didapatkannya sebagai seorang bandar sangat lumayan bahkan melebihi honornya sebagai seorang artis film.

Jumlah anggota arisan call yang di bandari oleh Marlia tidak sedikit, jumlah anggotanya ada ratusan orang yang sebagian  besar  adalah temannya di dunia akting dan koleganya.

Arisan yang pada awalnya berjalan lancar itu kemudian  belakangan menjadi macet.

Banyak anggota yang menunggak setoran dengan jumlah sekitar Rp10 ribu sampai dengan Rp100 ribu.

Beredar kabar Marlia juga terlanjur memakai uang setoran untuk kehidupan pribadinya.

Baca Juga: 11 Roda Dua Berknalpot Bising Terkena Razia Satlantas Bandung

Karena masalah tersebut Marlia kewalahan dan sebagai seorang bandar dia harus bertanggung jawab atas setoran tersebut. Kemudian Marlia terpaksa meminjam uang kepada rentenir untuk menomboki  setoran uang anggota arisan.

Anggota yang seharusnya menerima uang arisan terpaksa terlambat menerima uang arisan, seperti yang di alami Sofia Rahman atau pemeran Bi Supi dalam serial Keluarga Marlia Hardi.

Yang seharusnya menerima uang arisan pada bulam Mei 1984, tetapi dia baru menerima uang arisan pada bulan Juni 1984.

Hal yang sama juga  menimpa pada artis senior Sofia WD, dia juga tertunda mendapat uang arisan sebesar Rp1,8 juta. Jumlah uang tersebut terbilang besar pada saat itu.

Nama Marlia sudah terkenal dengan arisan semacam ini,  bahkan dia juga pernah mendapat dampak buruknya pada tahun 1970.

Baca Juga: Dua Pekan Ditutup Sementara, Taman Edukasi Wangisagara Tetap Disemprot Desinfektan

Dia dikabarkan sempat tres dan di rawat di rumah sakit, rumahnya di sita rentenir sebab hutangnya menumpuk akibat masalah arisan call tersebut.

Rumah yang di tinggalinya di Jalan Seiabudi Jakarta Selatan sebenarnya sudah terjual, tetapi dia masih bisa menempatinya sampai tahun 1986.

Sofia WD sesama rekan artis pernah memperingatkan Marlia agar berhenti mengikuti arisan, tetapi Marlia tidak kapok dan hanya menjawab dia akan lebih berhati-hati.

Hidup Marlia semakin kacau, hutangnya yang di pakai untuk menomboki setoran anggota arisan membuatnya tidak bisa membayar kembali kepada rentenir.

Salah seorang tetangga Marlia, Masmirah mengatakan, Marlia pernah bercerita kepada dirinya kalau utangnya kepada seorang istri pejabat yang bernamaa Ibu Tati Sundoyo sebesar Rp35 juta. (bersambung)**

Editor: Brilliant Awal

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah