Kebutuhan Daging Sapi Jabar Bergantung pada Daerah Lain

- 21 Januari 2021, 21:13 WIB
Pedagang daging sapi di Pasar Rau Kota Serang.
Pedagang daging sapi di Pasar Rau Kota Serang. /Serangnews. /

GALAJABAR - Daging sapi yang berada di pasaran Jawa Barat, sekitar 90 persennya  berasal dari Provinsi Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali bahkan hingga luar negeri seperti Australia.

"Hanya 10 persennya dipenuhi dari pemotongan sapi dari Jawa Barat dari petani lokal. Ada juga dipenuhi dari luar daerah dari Jatim, NTB, Jawa Timur, Bali kemudian dari impor dari Australia yang banyak," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, Jafar Ismail, Kamis 21 Januari 2021.

Ia menjelaskan tentang kenaikan harga daging sapi di beberapa wilayah yang ada di Jawa Barat tak bisa dilepaskan dari  kenaikan harga sapi bakalan di Australia, sejak tahun lalu.

Baca Juga: Posisinya di Madrid Terancam, Zidane Memilih Bersikap Tenang

Menurut dia, kenaikan harga daging sapi ini sudah dibicarakan bersama Direktur Perdagangan Dalam Negeri pada Kementerian dalam negeri dan pemerintah juga telah berupaya mengatur pasokan dan stabilitas harga daging sapi di pasaran.

"Dan memang stabilisasi itu dibuat dengan menyediakan ketersediaan pasokan dahulu, dan ini untuk menjaga agar harga tetap stabil di dalam negeri, walaupun dengan harga lebih tinggi dari sebelumnya," kata Jafar.

Dia mengatakan dengan ketergantungan yang besar terhadap daging sapi asal Australia dan juga kondisi peternakan di Australia pun sangat mempengaruhi harga sapi di Jawa Barat.

Baca Juga: Kepulauan Talaud Sulawesi Utara Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 7,1

Di Negeri Kangguru sendiri kenaikan harga sapi sudah terjadi pada Juli 2020 sampai berharga 3,6 Dolar Amerika per satu kilogram bobot hidup atau bakalan lalu pada Januari sudah di angka 3,9 Dolar Amerika per satu kilogram sapi hidup.

"Memang kenaikan harga sejak Juli sampai Januari itu sudah mencapai Rp13.000 per kilogram dari harga sebelumnya. Jadi kalau ini untuk waktu ke depan, diharapkan tidak ada kenaikan lagi. Dengan ya kembali lagi ke Rp 120 ribu per kilogram ya," ujarnya.***


Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah