Kasus Kematian Akibat Covid-19 Tinggi, Tim Satgas Kota Cimahi Gelar Latihan Pemulasaran Jenazah

- 31 Juli 2021, 16:30 WIB
Pelatihan pemulasaran jenazah Covid-19 di Aula Kelurahan Cibeureum Jalan Amir Mahmud, Sabtu 31 Juli 2021.
Pelatihan pemulasaran jenazah Covid-19 di Aula Kelurahan Cibeureum Jalan Amir Mahmud, Sabtu 31 Juli 2021. /Laksmi Sri Sundari/Galajabar/
 
GALAJABAR - Tim Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kelurahan Cibeureum, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi menggelar pelatihan pemulasaran jenazah Covid-19 di Aula Kelurahan Cibeureum, Jalan Amir Mahmud, Sabtu, 31 Juli 2021. 
 
Pelatihan ini digelar agar warga bisa melakukan pemulasaraan jenazah, seiring meningkatnya angka kematian akibat Covid-19. Peserta pelatihan pemulasaran jenazah Covid-19 merupakan perwakilan RW yang ada di Kelurahan Cibeureum, sebanyak 58 orang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan.
 
Pemulasaran jenazah Covid-19 memiliki perbedaan dibandingkan penanganan jenazah pada umumnya. Ketika menangani jenazah Covid-19, harus sesuai aturan dan protokol kesehatan (prokes) ketat. 
Petugas pemulasaraan harus memakai alat pelindung diri (APD) lengkap. 
 
 
Para peserta selain diberi pembekalan materi, juga praktik cara mengurus jenazah dari mulai memadingan, mengafani, hingga memasukkannya ke dalam peti mati. Dalam praktik tersebut menggunakan manekin atau boneka manusia, disiapkan pula kain kafan, kantong jenazah, dan peti mati.
 
Lurah Cibeureum, Ahmad Suparlan mengatakan, pelatihan mengenai tata cara pemulasaraan jenazah Covid-19 sangat penting pada kondisi saat ini. Selain karena pandemi Covid-19 yang belum berakhir, banyak warga yang meninggal dunia akibat wabah ini. 
 
"Banyak permintaan dari warga agar ada pelatihan tata cara pemulasaraan jenazah Covid-19. Hari ini, bekerja sama dengan MUI, DMI, Baznas, dan UPZ, rencana ini berhasil terealisasi," ucapnya di sela kegiatan.
 
 
Ahmad menjelaskan, permintaan pelatihan ini sudah diajukan sejak Juni lalu atau pada saat angka kasus kematian Covid-19 sedang tinggi-tingginya. Bahkan untuk di wilayahnya saja dalam sehari pernah ada 23 meninggal akibat Covid-19, dan telah dipastikan berdasarkan hasil tes PCR. 
 
Bahkan jika dihitung dengan yang di luar itu, lanjut Ahmad, angkanya bisa lebih besar lagi. Karena ada kekhawatiran dari masyarakat dan kurangnya pengetahuan, sempat ada jenazah Covid-19 yang dibiarkan di depan kelurahan selama enam jam. Dibawa ke rumah sakit juga sempat didiamkan enam jam, karena sedang penuh. 
 
"Berangkat dari hal itu kami ingin memberikan wawasan dan pembelajaran bagaimana pemulasaraan janazah Covis-19 yang benar dan sesuai prokes. Sehingga petugas tetap merasa aman dan tidak khawatir terpapar," tuturnya. 
 
 
Poin penting dalam pelatihan ini, kata dia, adalah bagaimana prokes dijalankan. Sebab berbeda dengan pemulasaraan jenazah biasa, pada jenazah Covid-19 prosesi pembersihannya tidak dengan air tapi bertayamum. Mereka diberi materi ilmu oleh petugas rumah sakit yang sudah terbiasa menangani pemakaman jenazah Covid-19.
 
"Ini bagian dari fardu kifayah kami untuk memberikan ilmu pengetahuan, supaya petugas di masyarakat yang melakukan pemulasaraan jenazah Covif-19 bisa aman dengan tetap memperhatikan prokes," pungkasnya. ***
 

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x