Kopi Gununghalu Boleh Mendunia, Tapi Jangan Harap Menemukan Kedai Kopi di Gununghalu

- 1 Agustus 2021, 17:15 WIB
Camat Gununghalu Hari Mustika
Camat Gununghalu Hari Mustika /Dicky Mawardi/Galajabar/

GALAJABAR - Pamor kopi Gununghalu tak hanya sebatas di Jawa Barat ataupun dalam negeri, namun cita rasanya yang khas sudah mendunia.

Terbukti pada Festival Kopi di Paris, Perancis yang diselenggarakan Agency for the Valorization of the Agricultural Products (AVPA) pada 2018 lalu, Anomali Coffee Gununghalu berhasil meraih penghargaan.

Semenjak itulah Kopi Gununghqlu semakin terkenal di para pecinta kopi tidak hanya di Tanah Air tapi mancanegara.

Baca Juga: Berhasil Amankan Tiket Final Olimpiade Tokyo 2020, Ini Jejak Karir dan Profil Greysia Polii

Sesuai dengan namanya, Kopi Gununghalu berasal dari Gununghalu yang merupakan kecamatan di Kabupaten Bandung Barat.

Pastinya bakal langsung tersirat dalam pikiran, bahwa di Gununghalu akan mudah ditemukan toko penjual kopi bubuk atau produk dalam bentuk lain.

Atau paling tidak akan mudah kita menemukan kedai kopi. Tapi tunda dulu harapan untuk minum kopi Gununghalu di tempatnya

Nampaknya menikmati Kopi Gununghalu sambil santai di sebuah kedai kopi di Gununghalu tak semudah di Kota Bandung ataupun kota-kota besar lainnya.

Baca Juga: Pandu Riono Sebut Indonesia Menuju Jebakan Pandemi, Faldo Maldini: Pemerintah Sudah Optimal

"Tadinya saya jauh-jauh dari Kota Bandung ke Gununghalu ingin menikmati kopi langsung di tempat asalnya. Tapi di sepanjang jalan tak menemukan warung kopi, kecewa juga sih," kata Raymond yang berwisata ke Gununghalu bersama teman-temannya, Minggu 1 Agustus 2021.

Tak adanya kedai kopi dan toko oleh-oleh yang menjual kopi Gununghalu juga dibenarkan Camat Gununghalu Hari Mustika.

"Pernah ada (kedai kopi) tapi tak bertahan lama, tutup lagi," kata Hari di Gununghalu, Minggu 1 Agustus 2021.

Ia mengungkapkan , sekalipun kopi Gununghalu terkenal namun bagi warga Gununghalunya sendiri sebagian besar lebih menyukai kopi pabrikan.

Baca Juga: Kuasa Hukum Akui Sulit Bertemu Munarman, Fadli Zon: Diskriminasi Hukum, Penguasa Harusnya Mawas Diri!

"Jadinya kedai tidak laku sampai akhirnya tutup. Mungkin kedepannya bermunculan seiring dengan meningkatnya kunjungan wisatawan," harapnya.

Hari pun berharap selain kedai, bermunculan toko oleh-oleh yang menjual beragam jenis kuliner khas Gununghalu, termasuk kopi.

Ia mengungkapkan pohon kopi banyak tumbuh di Desa Celak, Gununghalu dan Sirnajaya. Mayoritas ditanam secara tumpang sari di lahan kehutanan.

Baca Juga: Berhasil Curi Perhatian Penggemar Antares, Ini Sekilas Perjalanan Karier Aktris Maudy Effrosina

"Ada sekitar 15 merk dagang kopi yang dibuat masyarakat baik secara perorangan, kelompok maupun oleh BUMDes. Kelemahannya, harga beragam dan harga jual di Gununghalunya sendiri jauh lebih mahal ketimbang yang dijual di mal atau pusat perbelanjaan. Harga juga menjadi persoalan yang harus dibenahi," paparnya.

Kepala Desa Gununghalu Isep Heriatna menambahkan, lahan tanaman kopi di Desa Gununghalu seluas 500 hektare. Namun yang sudah produktif baru sekitar 200 hektare.

"Kopi yang sudah diolah menjadi kopi bubuk dipasarkan ke Ciwidey dan Pangalengan Kabupaten Bandung, juga ke Cianjur dan Lembang. Untuk pasar online sampai ke Malaysia dan Singapura," ujarnya.

Baca Juga: Spoiler Tokyo Revengers Episode 18: Takemichi Stress Tahu Mikey Dalang di Balik Kematian Katuzora

Kopi hasil petani Desa Gununghalu, lanjutnya, sebagian ditampung BUMDes Sahate.

"Bagi yang ingin beli bisa datang ke BUMDes Sahate, karena memang kami belum memiliki outlet," ucapnya.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x