Tanggul Sungai Citarum Longsor, Warga Terpaksa Mengungsi karena Rumahnya Retak-retak

- 16 November 2021, 18:32 WIB
Tanggul Sungai Citarum yang longsor di Kampung Atirompe Desa/Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung, Selasa (16/11/2021).
Tanggul Sungai Citarum yang longsor di Kampung Atirompe Desa/Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung, Selasa (16/11/2021). /Engkos Kosasih/Galajabar/
GALAJABAR - Beberapa  rumah warga di sekitar bantaran Sungai Citarum di Kampung Atirompe RT 02/RW 13,  Desa Majalaya Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung terancam ambruk.
 
Hal itu terjadi akibat luapan Sungai Citarum disaat bagian tanggul yang terancam jebol oleh derasnya aliran air sungai.
 
Bahkan salah satu rumah warga sudah retak bagian pondasi dan tembok rumah tersebut, setelah tanah yang menahan pondasi rumah longsor akibat tergerus aliran Sungai Citarum.
 
 
Warga mengaku was-was dan khawatir rumahnya ambruk dan dilanda terjangan luapan Sungai Citarum disaat aliran air Sungai Citarum mengalir deras dan meluap.
 
Bahkan ada di antara warga yang rumahnya sudah mengalami keretakan pada bagian pondasi dan tembok rumahnya sudah mengungsikan lima orang anaknya ke rumah tetangganya karena khawatir kejadian yang tak diharapkan. 
 
"Lima orang anak saya sudah diungsikan ke rumah tetangga, rumah Pak RW Dedi Yusuf. Soalnya, saya khawatir. Rumah saya ini, hanya dihuni oleh saya dan suami, A Mustofa," kata Yanti, pemilik rumah yang terancam ambruk di bantaran Sungai Citarum kepada gslajabar, Selasa  16 Nivember 2021.
 
 
Yanti mengatakan, bantaran Sungai Citarum yang dekat dengan rumahnya sudah beberapa kali longsor akibat tergerus aliran air sungai.
 
"Kejadian ambrol yang terakhir, yaitu pada Senin (15/11/2021) sekitar pukul 16.30 WIB," katanya. 
 
Ia mengatakan, sebelum kejadian longsor yang terakhir pada bagian tanggul Sungai Citarum itu, sebelumnya diperkirakan sudah tiga hingga empat kali longsor di sepanjang bantaran atau tanggul sungai itu.
 
 
"Tiga kali ambrol, tiga kali pula diperbaiki. Yang ambrol terakhir ini, diperkirakan sepanjang 5 meter," katanya. 
 
Akibat ambrolnya bagian tanggul sungai itu, kata Yanti, bagian rumahnya sudah retak.
 
"Kita khawatir, kalau hujan besar lagi di hulu sungai, dan menimbulkan aliran air semakin deras, khawatir terjadi lagi longsor. Rumah saya sudah dibibir sungai," ungkapnya. 
 
Di tempat sama, Relawan Atirompe Tangguh Bencana Tantan mengatakan, untuk menangani tanggul atau bantaran Sungai Citarum yang longsor hingga beberapa kali itu, harus ada penanganan di bagian tepi aliran sungai. 
 
 
"Terjadinya sedimentasi di bagian tepi sungai atau dari lokasi tanggul yang longsor itu, menyebabkan kerusakan bantaran sungai akibat tergerus aliran air," kata Tantan. 
 
Ia berharap ada pengerukan dan pelebaran aliran sungai di bagian aliran sungai yang sudah alih fungsi menjadi daratan dan saat ini ditanami palawija oleh warga setempat. 
 
"Kami berharap kepada pihak terkait untuk melaksanakan pengerukan sedimentasi pada aliran Sungai Citarum itu. Supaya aliran air sungai tidak menggerus dan merusak bantaran sungai yang ada di seberangnya, yang berdekatan dengan rumah warga," ujar Tantan. 
 
 
Ia menerangkan, pertama kali terjadi longsor tanggul atau bantaran Sungai Citarum itu pada Maret 2020 silam. Kemudian terjadi lagi, tanggul sungai itu longsor pada 2 Juni 2021 lalu, yang menyebabkan bantaran sungai yang semula terdapat warung pun sudah tak bisa digunakan berdagang. 
 
"Kejadian longsor ini sudah lima kali, dan terus berulang. Ini juga masih ada bagian tanggul yang terancam ambruk," ujarnya. 
 
Tantan berharap kepada sejumlah pihak mulai dari pemerintah desa maupun pihak lainnya untuk melakukan koordinasi dan kolaborasi untuk menanggulangi tanggul sungai tersebut. 
 
 
Ia juga berharap kepada pemerintah kecamatan, kabupaten maupun BBWS Citarum untuk sama-sama melakukan upaya penanganan tanggul Sungai Citarum yang sudah beberapa kali longsor tersebut. 
 
"Ini juga lokasi lama yang sebelumnya longsor, sudah ada pengerjaan pemasangan beronjong. Namun di lokasi longsor yang baru belum ada penanganan," katanya. 
 
Bahkan sebelumnya, kata dia, warga sempat bergotong royong melaksanakan pembuatan tanggul di lokasi bantaran yang longsor Senin kemarin. 
 
 
"Pembuatan tanggul itu sudah dilakukan masyarakat dengan cara gotong royong sejak 2018 lalu," katanya.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x