Isu Pembubaran MUI, Ini Tanggapan Wagub Uu Ruzhanul: Jangan Sampai Ada Tikus di Rumah, Kita Bakar Rumahnya

- 24 November 2021, 13:40 WIB
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum /Dokumen pribadi/

GALAJABAR - Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum mengajak masyarakat untuk lebih bijaksana dalam menyikapi isu pembubaran lembaga Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Menurutnya, kesalahan salah satu anggotanya bukan berarti kesalahan seluruh isi lembaga, yang harus berujung pada pembubaran MUI.

Terlebih, keberadaan MUI dinilai penting sebagai pemersatu pandangan umat Islam melalui fatwanya.

Baca Juga: Debut Jadi Penyanyi, Adik Vanessa Angel Langsung Kena Semprot Netizen: Orang Meninggal Gak Butuh Lagu!

"Kehadiran MUI sangat dibutuhkan oleh mayoritas umat Islam Indonesia, karena fatwanya dijadikan pegangan dalam melaksanakan nilai-nilai Islam oleh masyarakat," tutur Uu Ruzhanul Ulum di Kota Bandung, Rabu  24 November 2021.

"Jangan diibaratkan ada tikus di rumah, kita bakar rumahnya," kata Panglima Santri inj. 

Sebagai Panglima Santri yang tergabung dalam komunitas pesantren, mengaku terusik dengan isu pembubaran MUI yang provokatif ini.

Baca Juga: Debut Jadi Penyanyi, Adik Vanessa Angel Langsung Kena Semprot Netizen: Orang Meninggal Gak Butuh Lagu!

Pasalnya, MUI merupakan salah satu lembaga yang dihormati dan disanjungi umat Islam di Indonesia.

Terlepas dari pihak mana yang memulai isu pembubaran ini, Pak Uu menilai pihak tersebut sepatutnya berdiskusi terlebih dahulu dengan MUI, terkait ilmu akidah, fikih dan tasawuf, sehingga lebih paham esensi keberadaan MUI.

"MUI adalah lembaga yang kami hormati, organisasi yang umat Islam hargai dan sanjungi, kok tiba-tiba ada orang ingin membubarkan. Ini mengusik ketentraman umat Islam, mengusik kedamaian kami sebagai umat mayoritas," tegas Pak Uu.

Baca Juga: JARANG DIKETAHUI, Ini Tanda Micro Cheating Alias Selingkuh Tipis-tipis

"Hati saya bertanya, yang ingin membubarkan MUI itu umat Islam atau non muslim? Kalau umat Islam, mungkin harus berdiskusi dulu dengan MUI itu sendiri, terkait akidah, fikih dan tasawuf. Jangan (langsung) memancing reaksi umat mayoritas," tandasnya.

Bukan tanpa alasan, Pak Uu menekankan pentingnya keberadaan MUI untuk mediator komunikasi dengan umat Islam, sudah dirasakan sejak masa pemerintahan Presiden Soeharto.

Menurutnya, lahirnya MUI berasal dari Komite Besar Ulama yang dibentuk pada tahun 1972 di Tasikmalaya, yang kemudian dipatenkan sebagai perpanjangan tangan dan mitra pemerintah satu tahun kemudian.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 24 November 2021: Muncul Sosok Baru, Dia Tahu Rahasia Besar Jessica

"Jadi MUI ini sangat dibutuhkan, di samping fatwa yang ditunggu oleh masyarakat umat Islam di Indonesia, juga sebagai penyambung lidah Islam dan fasilitator pemerintah. Oleh karena itu, sangat naif orang yang ingin membubarkan MUI," sebutnya.

Pak Uu berharap tidak ada lagi pernyataan provokatif dari tokoh-tokoh figur publik. Urusan MUI, kata dia, bersinggungan erat dengan isu SARA (suku, agama, ras dan antar golongan), yang dapat berimbas pada terjadinya konflik yang tidak diinginkan.

Pak Uu mengatakan, akan lebih baik apabila energi berargumen tersebut disalurkan untuk melahirkan solusi menangani pandemi dan mempererat nasionalisme guna meningkatkan pembangunan bangsa.

Baca Juga: KUMPULAN KATA MUTIARA HARI GURU NASIONAL 2021, Cocok untuk Caption Media Sosial

"Harapan kami, tokoh-tokoh kalau ingin berstatement jangan memanas-manasi (provokatif), apalagi urusan MUI berdekatan dengan SARA," ungkapnya.

Dikatakannya, masyarakat  sudah lelah dengan konflik internal bangsa. Lebih baik  berbicara tentang solusi menangani pandemi, meningkatkan ekonomi pasca pandemi, meningkatkan pendidikan untuk kemajuan bangsa, serta meningkatkan demokrasi sebagai salah satu pilar pembangunan bangsa ini***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah