WASPADA! Kasus DBD di Kota Cimahi Meningkat, 16 Siswa SD Terjangkit

- 8 Desember 2021, 20:50 WIB
Ilustrasi nyamuk penyebab DBD yang menularkan virus dengue dengan menggigit manusia.
Ilustrasi nyamuk penyebab DBD yang menularkan virus dengue dengan menggigit manusia. /PEXELS
GALAJABAR - Sebanyak 16 orang siswa Sekolah Dasar (SD) di Kota Cimahi terjangkit demam berdarah dengue (DBD). Bahkan 2 siswa harus meregang nyawa akibat gigitan nyamuk aedes aegypti ini.
 
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cimahi, Harjono mengatakan, dari data yang dikumpulkan dalam sebulan terakhir semula ada 14 siswa SD yang terkonfirmasi positif DBD. Kemudian teranyar naik menjadi 16 orang.
 
"Yang meninggal dunia karena DBD, awalnya ada 1 orang yang kami terima kemarin. Kemudian kami menerima informasi lagi 1 orang. Berarti ada 2 siswa yang wafat karena DBD," ungkap Harjono ditemui di gedung Cimahi Technopark Jalan Baros, Rabu  8 Desember 2021.
 
 
Sementara untuk kasus DBD di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), pihaknya hingga saat ini masih mengumpulkan data pastinya. Untuk SMP kami akan mengumpulkan data," ucap Harjono.
 
Dikatakannya, temuan kasus DBD di kalangan siswa ini tentunya menjadi sinyal bahaya yang harus diwaspadai. Apalagi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi sebelumnya sudah memberikan peringatan, mengingat saat ini memasuki musim hujan, dimana jentik nyamuk penular DBD akan lebih berkembangbiak.
 
Untuk pencegahan, kata Harjono, sesuai hasil koordinasi dengan Dinkes, pihaknya meminta semua sekolah termasuk para siswa untuk aktif dalam melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di lingkungannya masing-masing.
 
 
"Kami akan rapat untuk menyusun strategi bagaimana para siswa dilibatkan untuk memberantas jentik rumah dan sekolah, serta sekolah berpartisipasi aktif di kelurahan dalam kegiatan Jumat Bersih (Jumsih)," pungkas Harjono.
 
Kepala Dinkes Kota Cimahi, drg. Pratiwi mengakui kasus DBD di Kota Cimahi mengalami peningkatan dalam sebulan terakhir. Terkini total ada 161 orang yang terjangkit DBD sejak awal tahun 2021. Sebanyak 18 orang di antaranya meninggal dunia.
 
"Untuk totalnya ada 161 kasus sejak Januari. Kemudian yang meninggal bulan ini aja ada 4 orang," terang Pratiwi.
 
 
Disebutkan Pratiwi, korban yang meninggal dunia rata-rata merupakan anak-anak, dimana penyebab utamanya karena tidak terdeteksi sejak dini. Sebab awalnya hanya dianggap panas biasa,  tetapi ternyata setelah di cek positif  DBD, dan merujuknya sudah terlambat.
 
"Saya mengimbau bagi bapak ibu yang punya puter-puteri masih anak-anak untuk selalu waspada. Anak-anak itu 'kan senangnya main ya, demam sedikit aja dia nggak merasakan, padahal itu sudah mengarah ke DBD. Jadi secepatnya  membawa anaknya ke fasilitas kesehatan. Begitu anaknya ada demam, sudah langsung saja ke fasilitas kesehatan untuk memeriksakan, jangan dianggap sepele," imbuhnya.
 
Untuk pencegahan, Pratiwi mengimbau masyarakat untuk melakukan PSN di rumah dan lingkungannya masing-masing. Sebab, disaat musim hujan ini jentik nyamuk aedes aegypty akan lebih berkembangbiak di berbagai tempat yang terdapat genangan air.
 
 
"Kemudian kalau sudah merasakan gejala DBD seperti demam, jangan ragu untuk membawanya ke fasilitas kesehatan seperti Puskesmas," imbuhnya.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x