Biadab, Selama Lima Tahun Oknum Guru di Pangalengan Diduga Cabuli Puluhan Anak SD

- 13 April 2022, 18:25 WIB
Ilustrasi pencabulan.
Ilustrasi pencabulan. /Pixabay/

GALAJABAR - Seorang pria yang berprofesi sebagai guru di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, berinisial SN (33) diduga telah melakukan pencabulan kepada puluhan anak di bawah umur.

Dugaan aksi bejat yang dilakukan SN diketahui setelah seorang warga berinisial DR (60) mengetahuinya dari cucunya yang masih berusia 13 tahun.

"Jadi awalnya cucu saya tiba-tiba tidak mau ngaji lagi, sudah seminggu lebih. Sama ibunya dimarahi, lalu akhirnya dia cerita. Makanya cucu saya itu tidak mau ngaji lagi di rumahnya SN," ungkap DR, saat dihubungi melalui telepon seluler, Rabu 13 April 2022.

Diduga SN telah melakukan pencabulan tersebut lebih dari lima tahun, dengan korban puluhan anak laki-laki usia sekolah dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Baca Juga: Persib Sampaikan 'Hatur Nuhun' untuk Ardi Idrus, Resmi Akhiri Kerja Sama Setelah Empat Musim Bersama

Karena penasaran dengan pengakuan dari cucunya itu, DR terus menggali informasi termasuk mengumpulkan anak-anak yang diduga telah menjadi korban sodomi oleh SN, agar mau menceritakan perbuatan SN.

"Saya coba bujuk agar mau cerita soal dugaan sodomi yang dilakukan oleh SN. Akhirnya mereka terbuka mau cerita soal perbuatan SN. Kalau cucu saya untungnya tidak jadi korban, soalnya setiap SN mau berbuat dia selalu melawan," ujar DR.

Ia melanjutkan, berdasarkan cerita dari anak-anak yang diduga telah menjadi korban ini, sebelum melakukan aksinya itu, terduga pelaku mengajak anak-anak yang rata-rata masih duduk di kelas 4-6 SD itu nonton video porno dari ponsel SN.

"Nah, kata mereka, setelah nonton mereka diajak memeragakan adegan dalam video tersebut. Katanya itu biasanya dilakukan di WC sekolah, ruang kelas saat sepi. Selain itu, dilakukan juga saat dia membawa anak-anak pentas marawis dan piknik ke tempat wisata," terangnya.

Berbekal dari pengakuan-pengakuan anak-anak yang diduga korban ini, DR bersama para orang tua korban melaporkan kejadian yang menimpa anak-anak mereka ke Polresta Bandung.

Baca Juga: Ciro Alves Resmi Bergabung dengan Persib Bandung, Direktur PT PBB: Lebih Baik Jadi Kawan

Mereka melaporkan kejadian tersebut sekitar dua bulan lalu dan pekan lalu ada beberapa orang tua korban yang kembali melapor bahwa anaknya juga diduga telah menjadi korban SN.

"Untuk memastikan kebenaran kejadian ini, bersama polisi kami bawa para korban ke psikolog yang ada di Pemkab Bandung. Sebelum ditanya saja, psikolog sudah tahu kalau para anak-anak ini korban, mungkin dilihat dari perilaku dan gerak-geriknya saja sudah terlihat," ungkapnya.

Bahkan, lanjut dia, kepada psikolog para korban lebih berani dan terbuka untuk bercerita tentang apa saja yang telah mereka alami.

Anak-anak yang diduga telah menjadi korban kejahatan seksual ini, rata-rata berubah menjadi anak yang pendiam, murung dan menjadi penyendiri. Hal ini dikatakan para orang tua yang melihat perubahan perilaku anak-anak mereka sejak lima tahun terakhir.

Baca Juga: Pedagang Pasar di Cirebon Dapat Suntikan Modal Usaha dari Presiden Jokowi: Ingat Jangan untuk Beli HP

"Tapi sekarang Alhamdulilah setelah ada penanganan dan mereka mau cerita, ada perkembangan menggembirakan, mulai terlihat ada perubahan. Makanya mereka harus terus didampingi oleh psikolog," ujarnya.

lebih lanjut DR menjelaskan bahwa SN sebenarnya bukan asli warga Pangalengan. Melainkan pendatang dari Tasikmalaya dan beristrikan warga setempat.

Pekerjaannya sehari-hari adalah guru agama di sebuah sekolah dasar. Selain mengajar di sekolah, ia juga menjadi guru mengaji di rumahnya. Bahkan, di rumahnya itu ada kamar asrama untuk anak-anak yang mengaji dan tinggal di tempat itu.

Dari pernikahannya dengan istrinya yang juga kepala sekolah di tempat SN mengajar itu, ia memiliki tiga orang anak.***

Editor: Ziyan Muhammad Nasyith


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x