GALAJABAR - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung melakukan sejumlah upaya pencegahan dan sosialisasi mengenai penyakit hepatitis akut misterius.
Kepala Dinkes Kabupaten Bandung, Grace Mediana Utami mengatakan, untuk melakukan pencegahan pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
"Berbagai informasi mengenai virus hepatitis akut yang diterima dari Kemenkes dan Dinas Kesehatan Provinsi Jabar, selalu diteruskan kepada masyarakat melalui berbagai saluran informasi," kata Grace Mediana, saat dihubungi melalui telepon seluler, Rabu 11 Mei 2022.
Tak hanya itu saja, kata Grace, pihaknya juga terus memantau perkembangan informasi dari Kemenkes dengan terus mengikuti rapat-rapat virtual.
"Nah jika ditemukan ada warga Kabupaten Bandung yang terpapar, saya rasa Standar Operasional Prosedur (SOP)-nya sudah siap yah. Dari mulai Puskesmas hingga rujukan ke tiga RSUD yakni Soreang, Majalaya dan Cicalengka. Bahkan delapan rumah sakit lainnya pun saya rasa bisa menerima rujukan," ungkap Grace.
Sebagai informasi, pada 5 April 2022 telah dilaporkan 10 kasus hepatitis yang tidak diketahui etiologi atau penyebabnya (acute hepatitis of unknown aetiology).
Kasus ini menyerang anak-anak usia 11 bulan hingga 5 tahun sepanjang periode Januari hingga Maret 2022.
Per 21 April 2022, tercatat 169 kasus yang dilaporkan di 12 negara. Kisaran kasus terjadi pada anak usia 1 hingga 16 tahun.
Lebih lanjut lagi, 17 anak di antaranya (10 persen dari keseluruhan) memerlukan transpalansi hati. Satu di antaranya meninggal dunia.
Adapun gejala klinis yang teridentifikasi ialah hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom kuning akut (jaundice), dan gejala gastrointestinal (nyeri perut, diare, dan muntah-muntah).
Pada sebagian besar kasus, tidak ditemukan adanya gejala demam. Dan penyebab dari penyakit ini belum diketahui.***